TEMPO.CO, Bogor - Acara Silaturahmi Nasional Partai Demokrat yang berlangsung di Sentul, Bogor, Jumat-Sabtu kemarin, 14-15 Desember 2012, merupakan ajang bagi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum untuk saling berkirim pesan.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, menilai ada dua pesan yang disampaikan Anas kepada Presiden SBY di acara tersebut. Pertama, dalam pidatonya Anas menyatakan bahwa Partai Demokrat akan mendapat kredit tinggi untuk Pemilihan Umum 2014 bila Presiden SBY bersama Kabinet Indonesia Bersatu jilid II berhasil meningkatkan kinerja pemerintahan.
Kedua, kekuatan partai juga akan terjaga bila konsolidasi internal dapat berjalan dengan baik. Ini juga menjadi tugas SBY sebagai ketua dewan pembina. "Di sini, kira-kira Anas mau bilang tolong jangan dibiarkan orang-orang terus menyudutkan dirinya," kata M Qodari, Sabtu, 15 Desember 2012.
Acara Silaturahmi Nasional ini, menurut Qodari, menunjukan kekuatan pengaruh dan posisi Anas di dalam partai. Di internal pengurus, Anas diduga melalukan pembersihan terhadap orang-orang yang berseberangan dengan dirinya.
Terutama, orang-orang yang dinilai terus mengaitkan mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam ini dengan kasus dugaan korupsi dan memintanya mundur, seperti Ruhut Sitompul.
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat RI itu dikeluarkan dari susunan pengurus partai karena dinilai kontraproduktif, terutama saat partai membutuhkan kesolidan dalam menyambut pemilihan umum dan pemilihan legislatif.
Nama Anas sendiri disebut-sebut mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin, dengan tudingan sebagai pengatur proyek dalam kasus dugaan korupsi Hambalang.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita terpopuler lainnya:
Konser Guns N' Roses Ditunda karena Takut Petir
Tiga Kiamat di 2012
Anas Sebut Pemecatan Ruhut Isu Tak Penting