TEMPO.CO, Washington - Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton mengalami gegar otak dan jatuh pingsan. Menurut Departemen Luar Negeri, Ahad 16 Desember 2012, Clinton gegar otak karena dehidrasi berat akibat karena virus perut yang menderanya selama lawatannya ke Eropa.
Salah satu pejabat Departemen Luar Negeri, menyatakan Clinton pingsan saat dia sendirian di rumahnya di Washington. Tetapi menurut dia, gegar otak itu tidak terdiagnosa sampai Kamis kemarin. Gegar otak itu tidak parah.
Atas saran dokter, Clinton tidak akan bekerja di kantornya pekan ini, namum akan bekerja dari rumah. Menurut dokternya, di dalam perut Clinton berkembang virus. "Virus itu menyebabkan dehidrasi, dan kemudian pingsan," kata dokter Lisa Bardack dari Mount Kisco Medical Group dan Dr Gigi El-Bayoumi dari George Washington University.
Pekan lalu, pejabat Departemen Luar Negeri memberikan gambaran level penyakit Clinton. Rabu lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri, Victoria Nuland, menggambarkan Clinton sedang bermasalah dengan perutnya yang membuatnya 'sangat tidak nyaman'.
Akibatnya, Clinton membatalkan lawatannya ke Maroko Selasa depan. Dalam rencana lawatannya itu ia dijadwalkan secara resmi mengakui koalisi oposisi baru Suriah sebagai wakil sah rakyat Suriah. Selain itu, dia juga batal bersaksi Kamis depan di depan Kongres yang menyelidiki serangan pos diplomatik Amerika di Benghazi, Libya.
Departemen Luar Negeri berencana memberi laporan ke Kongres dan akan memberikan rekomendasi agar keamanan bagi para diplomat ditingkatkan.
Sebelumnya, Clinton mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas kegagalan untuk berhasil mempertahankan Benghazi dalam serangan September lalu. Ketika Komite menggelar sidang pada serangan Benghazi pada bulan Oktober, Departemen Luar Negeri diwakili oleh pejabat manajemen senior dan seorang pejabat tingkat menengah dari Biro departemen Keamanan Diplomatik.
Perdebatan politik atas serangan Benghazi telah menggiring opini untuk menggantikan kursi Menteri Luar Negeri. Duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan E. Rice, sempat jadi kandidat kuat untuk menggantikan Clinton sebagai menteri luar negeri. Namun pekan lalu dia menarik diri dari pencalonannya.
NUR ROCHMI | NY TIMES
Berita terpopuler lainnya:
Konser Guns N' Roses Ditunda karena Takut Petir
Tiga Kiamat di 2012
Anas Sebut Pemecatan Ruhut Isu Tak Penting