TEMPO.CO, Jakarta - Rizal Mallarangeng, 48 tahun, sedang menemani Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersafari di Majalengka, Jawa Barat, ketika mendengar kabar Andi Alifian Mallarangeng, 49 tahun, dan Andi Zulkarnain Mallarangeng alias Choel, 46 tahun, dicegah bepergian ke luar negeri pada Kamis dua pekan lalu.
Ia buru-buru menelepon Anto--panggilan Andi Mallarangeng, yang dipanggilnya Daeng--memastikan kabar tersebut. “Waktu itu saya enggak percaya dia tersangka,” katanya.
Bersama Aburizal, Rizal terbang ke Jakarta menggunakan helikopter. Sekitar pukul 18.30, Andi, Rizal, dan Choel sudah berkumpul di rumah Choel di kawasan Menteng. “Daeng, bagaimana?” Rizal bertanya kepada Andi. “Saya mundur,” kata Andi. Menurut Rizal, keputusan Andi sempat ditentang. Sebab, waktu itu statusnya belum jelas. Ada yang mengusulkan Andi mundur setelah status tersangka diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Andi berkeras mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Lewat isya, Andi menghubungi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meminta bertemu esok paginya. Bila malam itu diberi waktu, Andi pasti langsung menemui bosnya. Menurut Rizal, sejak Agustus lalu, ketika namanya semakin sering disebut dalam proyek Hambalang, Andi berniat mundur. Alasannya, ia tak ingin membebani kabinet. Tapi permintaan itu ditolak Presiden.
Tak nyaman berembuk di rumah Choel, mereka meluncur ke Wisma Proklamasi 41, kantor Freedom Institute. Istri Andi dan istri Rizal bergabung. Di ruang kerja Rizal, lantai 2 Wisma Proklamasi 41, tiga bersaudara itu melingkari satu laptop. Rizal duduk di depan monitor. Ia merumuskan sekaligus mengetik surat pengunduran Andi, yang ditujukan kepada SBY. Rizal juga yang menyusun konsep rilis untuk konferensi pers Choel. Menjelang tengah malam, surat pengunduran diri Andi dari kabinet dan Partai Demokrat selesai.
Maka, pada Jumat pagi-pagi, Andi berangkat ke Istana. Di sana sudah menunggu Presiden, Wakil Presiden Boediono, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Andi menyampaikan tak ingin membebani kabinet. Menyangkal melakukan korupsi, ia juga mengatakan membutuhkan waktu untuk menyiapkan pembelaan hukum. Presiden dan Wakil Presiden kabarnya sampai berkaca-kaca.
Hari-hari Rizal begitu sibuk setelah dua saudaranya tersangkut perkara. Ia mengumpulkan pelbagai dokumen dan buku hukum. Belakangan, ia pula yang mengatur Harry Pontoh, Luhut Pangaribuan, dan Ifdhal Kasim menjadi penasihat hukum Andi. Kali ini, ia menjadi jangkar bagi Daeng dan adiknya.
Ditemui Tempo di kantor Freedom Institute pada Selasa pekan lalu, Choel menolak diwawancarai. Ia menyerahkan urusan kepada abangnya, Rizal.
Menurut Rizal, Choel tak ikut mengatur proyek Hambalang. Choel juga disebutnya tak pernah menerima imbalan dari siapa pun dalam proyek Hambalang. Dalam konferensi pers pada Jumat dua pekan lalu, Choel mengatakan tak pernah menjadi perantara penyaluran uang dari rekanan untuk Andi Mallarangeng. “Saya tak sedikit pun terkait dengan proyek Hambalang,” ujarnya.
Cerita selengkapnya baca cover story Tiga Mallarangeng Majalah Tempo Edisi 17-23 Desember 2012, dalam tulisan Daeng dan Dua Mallarangeng.
ANTON SEPTIAN | FEBRIANA FIRDAUS
Berita Terkait:
Cerita di Balik Hitung-hitungan Proyek Hambalang
Proses Kilat Sertifikat untuk Proyek Hambalang
Kisah Mallarangeng Bersaudara dan Proyek Hambalang
Choel Tumbuh Tanpa Akhiran Mallarangeng
Choel Diduga Ikut Atur Proyek Hambalang
Dua Bersaudara Mallarangeng di Proyek Hambalang?