TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia menyatakan tidak mengetahui dampak isu flu burung terhadap omzet penjualan ayam maupun itik. "Saya tidak tahu, soalnya isu flu burung itu kan hanya untuk itik yang diumbar," kata Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia, Don Utoyo, saat dihubungi Tempo, Senin, 17 Desember 2012.
Para pengusaha yang berada di bawah federasi, menurut dia, mengelola peternakan dengan ayam atau itik yang dikurung, bukan diumbar. Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) meminta pemerintah untuk menghentikan impor itik sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus avian influenza (H5N1) atau yang dikenal sebagai virus flu burung.
Ketua Umum Himpuli, Ade Zulkarnaen, mengatakan matinya ratusan ribu itik lokal di sejumlah daerah disebabkan penularan dari itik impor. "Itik impor yang menyebarkan virus ke peternak lokal. Sumber virus dari bebek impor ini berdasarkan temuan dari Balai Besar Veteriner Bukit Tinggi," kata Ade ketika dihubungi, Selasa, 11 Desember 2012.
Virus flu burung ini, menurut dia, merupakan jenis baru yang lebih mematikan. Korbannya adalah peternak lokal karena penyebaran virus sudah hampir merata.
Selain meminta penghentian impor itik, Himpuli juga meminta pemerintah untuk menghentikan pengembangan budi daya itik dari bibit itik impor. Jika pemerintah tidak menerapkan langkah efektif, Ade yakin kemungkinan penyebaran virus flu burung pada itik akan meluas ke daerah lain.
Ade mengatakan, penyebaran virus flu ini sudah hampir merata di seluruh sentra itik, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, serta sepanjang pantura. Namun, penyebaran virus terparah berada di Jawa Tengah mulai Pati hingga Brebes.
Virus flu burung sudah menyebar ke peternak lokal sejak 10-14 hari lalu. Data terakhir yang diketahu Ade, itik yang mati hingga hari ini sekitar 320 ribu-350 ribu ekor.
"Dengan matinya itik ini mematahkan anggapan hasil kajian ilmiah yang menyebutkan itik kebal terhadap flu burung. Ini virus flu burung jenis baru yang penyebarannya sangat cepat," katanya.
MARIA YUNIAR
Berita Lain:
Bakso Babi, Pendapatan Pedagang Merosot
Jakarta Selatan Revitalisasi Jalur Sepeda
Jakarta Selatan Menang Penghargaan Lingkungan
Jokowi Bahas Lagi Masa Depan MRT Hari Ini