TEMPO.CO, Kupang - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur, Luktor Tapiheru, mengatakan, jumlah uang palsu yang beredar di daerah ini mencapai Rp 25 juta. Karena itu, masyarakat diminta waspada.
Jumlah uang itu, menurut dia, merupakan hasil temuan BI selama 2012. Jumlah ini lebih tinggi dibanding pada 2011, yang hanya mencapai Rp 18 juta. Uang palsu yang beredar dengan pecahan Rp 50 ribu-Rp 100 ribu. Pada triwulan I, bank sentral menemukan uang palsu sebanyak Rp 1,9 juta, triwulan II Rp 7,6 juta, triwulan III 4,8 juta, dan triwulan IV Rp 10 juta.
Karena peredaran uang palsu ini terus meningkat, maka BI mengingatkan para pedagang, seperti kios dan pertokoan, untuk lebih waspada, terutama menjelang hari raya Natal, tahun baru, dan pemilu kepala daerah. "Biasanya, menjelang hari raya, uang palsu yang beredar semakin besar. Jadi harus lebih hati-hati," katanya. Bank sentral juga menganjurkan agar masyarakat lebih hati-hati dalam meneliti uang dengan cara 3D, yaitu dengan dilihat, diterawang, dan diraba.
Transaksi dengan mata uang asing juga dilarang karena BI belum punya alat deteksi uang palsu dari mata uang asing, walaupun ada sejumlah bank yang telah miliki alat ukur mata uang asing. "Hati-hati bertransaksi menggunakan mata uang asing karena rawan uang palsu," katanya.
Sebelumnya, juru bicara Bank Indonesia, Difi Johansyah, menyatakan bank sentral terus menjalankan sosialisasi pada masyarakat untuk mengantisipasi meluasnya peredaran uang palsu ini. Ia pun meminta masyarakat melapor kepada kepolisian apabila menemukan peredaran uang palsu.
"Kami mengapresiasi kepolisian yang berhasil menggagalkan beredarnya uang palsu baru-baru ini," ujar Difi beberapa waktu lalu. Para pelaku pencetak dan pengedar uang palsu ini akan diganjar Pasal 244 dan 245 KUHP tentang Peredaran Uang Palsu, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.
YOHANES SEO
Terpopuler:
Hindari Keresahan, Redenominasi Perlu Disosialisasikan
Kenaikan Upah Bisa Hantam Industri Thailand
20 Penerbangan Di Soekarno Hatta Sempat Tertunda
2013, Pasar Motor Sport Terus Bertumbuh
Pemodal Tetap Cermati Defisit Fiskal AS
Rating UMKM Bisa Menghambat Penyaluran Kredit
Puncak Permintaan Dolar Diperkirakan Pekan Ini
Target Dividen BUMN Tahun Depan Diusulkan Ditingkatkan
Tahun Depan, Kontribusi Motor Sport Capai 15 Persen
Indeks Konsolidasi di Awal Pekan