TEMPO.CO, Madiun - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun melaporkan sejumlah kasus kematian itik secara mendadak di beberapa peternakan di Madiun. "Ada sekitar 3-4 peternakan yang melaporkan ada itik yang mati mendadak," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun, Santoso, Selasa, 18 Desember 2012.
Menurut dia, jumlah itik yang mati mendadak hanya sedikit. "Hanya 1-2 ekor per peternakan. Saya kira masih wajar," ujarnya. Dinas peternakan setempat sudah melaporkan temuan itik mati mendadak tersebut ke Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
Petugas dinas setempat juga sudah melakukan tes cepat (rapid test) sebagaimana rapid test untuk mendeteksi virus H5N1 dan hasilnya negatif.
Meski negatif H5N1 menurut rapid test, Dinas Peternakan tetap menunggu diagnosis dari Balai Besar Veteriner pada sejumlah kasus kematian itik di beberapa daerah di Jawa Timur. "Kebetulan yang di Madiun belum diambil sampelnya, tapi sudah kami laporkan," kata Santoso.
Kematian mendadak pada itik di sejumlah daerah itu dikhawatirkan disebabkan virus lain atau H5N1 beserta variannya, seperti yang terjadi pada ayam. "Makanya kami menunggu diagnosis yang tepat dari Balai Besar Veteriner," ujarnya.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun mengklaim selama 2011 dan 2012 tidak ditemukan kasus flu burung pada ayam. Sejumlah kasus kematian ayam di peternakan maupun non-peternakan selama 2011 dan 2012 diklaim terkena penyakit tetelo yang disebabkan virus Newcastle Disease (ND). Gejala kematian unggas pengidap ND mirip dengan flu burung atau avian influenza (AI).
Sedangkan selama 2010 tercatat ada 3.861 ekor ayam yang mati akibat tetelo dan 15 kasus flu burung dengan jumlah kematian ayam sekitar 178 ekor.
Salah satu peternak ayam di Desa Mojorayung, Kecamatan Wungu, Sarno, mengatakan, pada tahun lalu sekitar 140 ekor ayam miliknya mati mendadak. "Tapi setelah diperiksa petugas Dinas, katanya kena tetelo, bukan flu burung," ujarnya. Langkah tegas pemerintah dibutuhkan untuk mencegah meluasnya wabah.
Populasi ayam dan itik di Kabupaten Madiun rata-rata per tahun antara lain ayam kampung (ayam Jawa) 1,7 juta ekor, ayam petelur 320 ribu ekor, ayam pedaging 550 ribu ekor, dan itik 170 ribu ekor. Akibat wabah ini, harga itik juga terjun bebas.
ISHOMUDDIN
Berita Pilihan:
Penampilan Resmi Perdana Kate Middleton sebagai Ibu Hamil
'Lamaran di Malam Natal' Guru Sandy Hook Ini Buyar
Samurai Jepang Takluk oleh Kosmetik
Kiamat Maya, Warga Cina Bikin Peranti Penyelamat
Teman Pesta Seks Berlusconi Segera Bersaksi
Begini Cara Jokowi Atasi Pasar Tumpah di Tambora