TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Hutama Karya, Tri Widjajanto, menyatakan Hutama Karya akan memulai pembangunan tol Trans Sumatera tahun depan. “Targetnya, tiga paket pengerjaan Trans Sumatera bisa kami mulai semester awal tahun depan,” kata Tri saat ditemui usai acara Infrastructure Economic Outlook di Hotel Four Season Selasa, 18 Desember 2012.
Tri menjelaskan, tiga paket jalan tol yang akan dikerjakan oleh Hutama Karya akan memiliki panjang jalan sekitar 20-30 kilo meter per paket. Ketiganya akan dibangun dalam waktu satu tahun sehingga pada 2014 ketiga paket jalan tol tersebut sudah dapat dioperasikan. “Masalahnya saat ini kami masih menunggu penetapan status Hutama Karya sebagai badan usaha milik negara khusus jalan tol.”
Ia menjelaskan, pembangunan tiga paket jalan tersebut memang baru akan dikerjakan oleh Hutama Karya usai penetapan Hutama Karya sebagai BUMN khusus jalan tol dari semula BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi.
Selain masalah penetapan bidang kerja, kata Tri, Hutama Karya juga masih menunggu kepastian penambahan penyertaan modal negara. Ia menjelaskan, hingga saat ini Hutama Karya belum juga diberi kepastian berapa penyertaan modal negara yang akan dikucurkan kepada mereka.
Akibatnya, perusahaan tidak dapat memastikan berapa modal yang mereka miliki untuk membangun jalan Trans Sumatera. “Kedua hal tersebut masih dibahas oleh pemerintah dan kami dalam posisi menunggu,” ucapnya.
Ia berharap peraturan pemerintah yang mengatur pengalihan tugas Hutama Karya dan penambahan penyertaan modal negara bisa selesai awal 2013. Sehingga pengerjaan Trans Sumatera juga bisa dimulai secepatnya.
Sayangnya, Tri enggan menyebutkan tiga paket pengerjaan Trans Sumatera yang akan mereka garap. Ia juga enggan menyebutkan berapa dana yang telah disiapkan untuk membangun tiga ruas tol tersebut.
Semuanya masih dalam pembahasan di internal Hutama Karya dan pemerintah. Ia hanya memastikan pembangunan seluruh ruas tol Sumatera sepanjang 2.700 kilo meter akan menghabiskan dana sebesar Rp 360 triliun.
Mengingat besarnya kebutuhan dana pembangunan, kata Tri, ada kemungkinan Hutama Karya juga akan menggandeng BUMN atau pihak swasta lainnya dalam pembangunan tol Trans Sumatera. Hutama Karya juga berencana untuk menggandeng bank nasional dalam pengerjaan tol Trans Sumatera sebagai salah satu kreditor pembiayaan konstruksi jalan.
“Masalahnya bank butuh kepastian bahwa proyek ini benar-benar akan berjalan, sementara di lain sisi, proses pembangunan tol identik dengan pembebasan lahan yang sering kali bermasalah dan membuat pengerjaan proyek sering kali tertunda,” kata Tri. Untuk mensiasati hal tersebut, kata dia, Hutama Karya sudah mengadakan komunikasi dengan PT Perkebunan Nusantara.
Nantinya, jika ada lahan milik masyarakat yang sulit dibebaskan untuk pembangunan jalan, Hutama Karya akan sedikit membelokkan pembangunan tol ke tanah yang dimiliki oleh PT PN. Dengan jalan ini diharapkan tol Trans Sumatera dapat diminati oleh perbankan karena ada kepastian bahwa tanah telah tersedia dan pembangunan tetap dapat berjalan.
Tol Trans Sumatera adalah tol yang rencananya membentang dari Aceh hingga Lampung. Tol ini rencananya akan menghubungkan kota-kota besar di Pulau Sumatera dan menjadi bagian dari proyek high grade highway Sumatera.
RAFIKA AULIA