TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta menjalankan kereta Sriwedari AC sejak 5 November lalu untuk melayani rute Solo-Yogyakarta. Dalam sehari, Sriwedari AC memiliki delapan jadwal perjalanan pulang-pergi.
Namun, dengan alasan perawatan, operasionalisasi kereta Sriwedari AC dihentikan sementara pada Rabu, 19 Desember 2012 ini. Pejabat humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta, Sri Winarto, mengatakan penghentian itu hanya berlangsung satu hari. “Setelah dipakai 500 jam, kereta buatan PT Inka itu harus menjalani perawatan rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan,” katanya, Selasa, 18 Desember 2012.
Mengingat selama ini peminat kereta Sriwedari cukup banyak, KAI menjalankan kereta Prambanan Ekspres (Prameks) cadangan untuk mengisi jadwal kereta Sriwedari, yaitu pukul 06.55, 10.05, 16.10, dan 19.25, dari Stasiun Solo Balapan. Prameks cadangan memiliki kapasitas tempat duduk 175. Karena tidak berpenyejuk udara, harga tiketnya hanya Rp 10 ribu per orang, sama dengan harga tiket Prameks. Sedangkan harga tiket Sriwedari AC Rp 20 ribu.
Selain merawat kereta Sriwedari, KAI juga sedang merawat 10 lokomotif. Ini dilakukan untuk menjamin keandalan layanan saat libur Natal dan Tahun Baru. “Kami mengecek kondisi mesin, mengganti suku cadang yang memang perlu diganti,” ujarnya.
Kepala Stasiun Solo Balapan, Parjiyanto, mengatakan selama ini masyarakat Solo yang ingin bepergian ke Yogyakarta dengan kereta api dilayani dengan kereta Prameks, Sriwedari AC, dan Madiun Jaya. Dia mengatakan penghentian kereta Sriwedari AC untuk sehari tidak akan banyak berpengaruh karena sudah penggantinya.
Bersamaan dengan itu, PT Kereta Api Indonesia telah memesan 1.200 unit gerbong datar angkutan peti kemas dengan kapasitas angkut masing-masing 42 ton. Kereta angkutan peti kemas diproduksi oleh PT Industri Kereta Api Madiun, yang ditargetkan mampu menaikkan volume angkutan kontainer pada 2014 sebesar 6,4 juta ton.
“Gerbong baru itu datang bertahap sejak 2011, dan ditargetkan selesai semuanya pada akhir 2013,” ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasional IV Semarang, Surono.
Selain memesan gerbong, PT KAI juga mendatangkan 100 unit lokomotif baru seri CC 204 dari General Electric. Dari jumlah tersebut, 35 unit telah datang tahun ini. Sisanya, masing-masing 40 dan 25, akan datang pada 2013 dan 2014.
Djoko Setijowarno, pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, menilai angkutan barang lewat layanan PT KAI ini sangat efisien dan mampu mengurangi tingkat kerusakan jalan nasional sepanjang pantai utara Jawa. “Kerusakan jalan yang menghambat distribusi barang maupun aktivitas masyarakat umum ini banyak disebabkan oleh angkutan truk,” ujar Djoko.
UKKY PRIMARTANTYO | EDI FAISOL