TEMPO.CO, Jakarta - PT Bumi Resources Mineral membutuhkan dana sangat besar untuk membiayai tiga proyek eksplorasi mereka. Karena itu, anak usaha Bumi Resources tersebut berencana melepas sebagian dari saham mereka agar bisa melanjutkan proyek pengembangan.
"Opsinya adalah kami bakal bermitra dengan beberapa partner strategis untuk tambang-tambang yang sahamnya kami masih mayoritas," ujar Sekretaris Korporat BRMS Herwin Hidayat dalam paparan publik perseroan di Hotel Four Season, Kamis, 20 Desember 2012.
Ia memaparkan, setidaknya ada tiga usaha pertambangan tempat BRMS menjadi pemegang saham mayoritas, dan kemungkinan akan dilepas untuk membiayai proyek itu sendiri. Tiga perusahaan itu adalah PT Dairi Prima, PT Gorontalo Mineral, dan PT Citra Palu.
Untuk Dairi Prima dan Gorontalo, BRMS memiliki saham sekitar 80 persen di masing-masing usaha. Sedangkan di Citra Palu, BRMS memiliki saham sebanyak 96,97 persen. Saham-saham inilah yang akan dilepas, tapi besaran pelepasan saham belum bisa diungkap untuk saat ini. "Yang pasti kami usahakan untuk tetap jadi mayoritas," kata Herwin.
Selain melepas saham dan menggandeng mitra strategis, perseroan juga berencana mencari dana dengan skema project financing.
Direktur BRMS Kenneth R. Allan menambahkan, project financing bisa dilakukan dengan skema-skema pencarian dana korporasi seperti biasa, bisa berupa pinjaman maupun kas internal. Salah satu pilihan yang terbuka adalah dengan menerbitkan obligasi. Namun, melihat prospek komoditas ke depan, diperkirakan pasar masih kurang berminat untuk berinvestasi pada obligasi. "Jadi itu agak sulit," kata dia.
Untuk pelepasan saham, menurut dia, hal itu perlu dilakukan untuk mengubah aset-aset yang tersedia menjadi uang tunai. Dan itu bisa direalisasikan dengan melakukan aktivitas produksi. Ia mencontohkan, biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan Dairi Prima bisa mencapai US$ 300 juta. "Dan ditambah dengan kedua tambang lainnya, jumlahnya bisa sangat besar."
Menurut dia, sudah ada beberapa pihak yang mendekati untuk menjadi mitra strategis. Kebanyakan mereka berasal dari investor asing, tetapi peminat domestik juga tetap ada. Saat ini, perseroan dan para calon mitra masih melakukan pembahasan intensif terkait berapa persen saham yang bakal dilepas dan bagaimana kerja sama yang akan dijalin. "Semua masih didiskusikan," katanya.
GUSTIDHA BUDIARTIE