TEMPO.CO, Jakarta - Penyaluran pembiayaan untuk kredit perumahan rakyat (KPR) dalam bentuk fasilitas likuiditas dalam tahun ini masih didominasi oleh Bank BTN. Hingga 17 Desember 2012, bank milik pemerintah ini telah menyalurkan dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk 61 ribu unit perumahan senilai Rp 2,3 triliun.
"Sampai saat ini, kami masih menguasai 99 persen bank pelaksana KPR FLPP," kata Direktur Keuangan Bank BTN, Saut Pardede, saat ditemui seusai diskusi panel "Dukungan Dana Jangka Panjang dalam Membiayai KPR FLPP" pada Kamis, 20 Desember 2012.
Saut berharap, pada 2013, perbankan lain bisa semakin berminat untuk terlibat dalam pembiayan KPR FLPP. "Jangan hanya dilihat dari marginnya yang sedikit, melainkan jumlah masyarakat Indonesia yang akhirnya memiliki rumah tinggal," Saut mengatakan.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat, Sri Hartoyo, menambahkan, berdasarkan data tahun 2010, jumlah angka kekurangan rumah (backlog) sudah sebanyak 13,6 juta unit. Padahal pertumbuhan kebutuhan baru setiap tahunnya sebesar 800 ribu unit. "Yang benar-benar terealisasi hanya separuhnya, 400 ribu unit per tahun, jadi backlog semakin bertambah," kata Sri.
Dari total realisasi pembiayaan, sebanyak 62 ribu unit dengan nilai FLPP Rp 2,4 triliun, sudah ada 10 bank pelaksana KPR FLPP. Yakni Bank BTN, Bank Mandiri, Bank BNI, Bukopin, BRI, dan sejumlah bank pembangunan daerah. Selain BTN, bank pelaksana yang menyalurkan KPR FLPP dengan jumlah yang cukup besar adalah Bank BNI sebesar 584 unit dengan nilai Rp 21,2 triliun dan Bank Mandiri sebesar 246 unit dengan nilai Rp 10,8 triliun.
AYU PRIMA SANDI