TEMPO.CO, Tel Aviv - Israel kembali menyetujui rencana pembangunan 2.610 rumah baru di daerah pendudukan di Yerusalem Timur. Persetujuan itu disampaikan Rabu, 19 Desember 2012, kendati mendapatkan tantangan dari komunitas internasional.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan anggota Dewan Keamanan PBB--kecuali Amerika Serikat--mengutuk rencana pembangunan tersebut.
Menurut Dewan, upaya itu bakal menghancurkan proses perdamaian di Timur Tengah dan berdirinya negara Palestina. Bulan lalu, PBB setuju untuk meningkatkan status Palestina menjadi negara pengamat non-anggota.
Dalam sebuah rilis, PBB menyampaikan pernyataan berisi seruan agar Israel membatalkan rencana pembangunan ribuan rumah baru di daerah pendudukan wilayah Palestina. Sebab, hal tersebut berimplikasi fatal terhadap harapan perdamaian di kawasan.
Ban juga mengatakan bahwa Israel harus meninjau kembali kebijaksanaannya mengenai pembekuan hasil pajak dan bea cukai untuk perjuangan Otoritas Palestina tanpa ditunda-tunda.
Anggota Dewan Kota, Pepe Alalu, mengatakan kepada Associated Press, komite kota praja telah menyetujui pembangunan rumah di Givat Hamatos, Rabu. Pembangunan pertama bakal dilaksanakan di daerah pendudukan Yerusalem Timur.
"Saya berbicara dengan Wakil Wali Kota, dan mereka mengatakan kepada saya, pembangunan 2.601 unit telah disetujui," kata Danny Seidemann, Kepala Terrestrial Jerusalem, kepada AFP.
AL ARABIYA | CHOIRUL