TEMPO.CO, Indramayu -- Ribuan itik yang mati di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, positif terjangkit virus flu burung. Kepala Seksi Pemeriksa Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Dian Daju, menjelaskan, pada 5 Desember 2012, telah terjadi kematian itik dalam jumlah besar di Desa Pagedangan dan Desa Cangko, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.
"Jumlah itik yang mati di dua desa tersebut mencapai 1.100 itik," katanya. Hasil tersebut diperoleh setelah mereka melakukan rapid test. "Ternyata hasilnya memang positif flu burung," katanya.
Belum puas akan hal itu, Dian pun mengungkapkan bahwa pihaknya mengirim sampel itik yang mati ke Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner di Subang. "Hasilnya pun sama, positif flu burung," katanya.
Akhirnya, proses desinfeksi pun dilakukan di lokasi kejadian. Biosecurity dan pemberian vitamin dilakukan terhadap itik-itik yang masih hidup. "Kepada pemilik kami sudah meminta agar itik tidak dikeluarkan dari kandangnya untuk mencegah penularan lebih meluas," kata Dian.
Ternyata bukan hanya itik yang terjangkit virus itu. Flu burung pun menjangkiti ayam milik Mustain, warga Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokanbunder, Kamis, 20 Desember 2012. Lima ekor ayam milik Mustain yang mati positif terjangkit flu burung. Kejadian serupa terjadi di sejumlah daerah lain.
Berdasarkan data di Puskeswan Kabupaten Indramayu, kematian unggas jenis ayam akibat flu burung telah terjadi di sejumlah daerah lainnya di Kabupaten Indramayu sepanjang tahun ini.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan peternakan Kabupaten Indramayu, Nandang, menjelaskan bahwa Kabupaten Indramayu memang daerah endemik flu burung. "Tapi memang flu burung pada itik baru terjadi kali ini, biasanya hanya menyerang ayam," katanya.
IVANSYAH