TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan menjelang peringatan hari kelahiran Yesus Kristus, 25 Desember 2013, kota-kota di Myanmar terlihat semakin semarak dengan ornamen khas Natal. Warga setempat dari kalangan Nasrani dan Buddha sekalipun menyambut hangat kejadian langka tersebut. Di malam hari hotel, restoran, dan perkantoran terlihat dipenuhi kerlap-kerlip lampu berwarna ungu dan merah.
"Kami inginkan momen seperti ini tidak hanya sekarang menjelang SEA Games, seharusnya tahun depan lebih semarak lagi," kata Zaw Jar, pemandu tur dari YTF Yangon, Kamis, 20 Desember 2012. Menurut Zaw Jar, perayaan Natal tahun ini terbilang lebih meriah dibandingkan dengan pelaksanaan serupa sebelumnya. Dia dapat memaklumi minimnya sambutan warga pada tahun-tahun sebelumnya karena sebagian besar warga Myanmar merupakan penganut agama Buddha.
Zaw Jar yang mengaku sebagai salah seorang umat Nasrani di Kota Yangon, menjelaskan, suasana meriah ini semakin terasa pada malam Natal hingga tahun baru. Di Hotel Kandawgyi Palace di jantung Kota Yangon ini, misalnya, hampir seluruh bangunan luarnya dihiasi kemerlap lampu hiasan dengan nuansa Natal. Di lobi hotel pun terlihat pohon Natal.
Rasa kagum juga disampaikan oleh pelancong asal Indonesia di Kota Yangon. Mohammad Rizki Syahmanda, misalnya, dia mengaku sempat kaget malihat sambutan warga setempat menjelang perayaan Natal. "Di sini bangunan yang berdampingan dengan Pagoda sekalipun terlihat meriah," kata Rizki, pegawai di Fortune PR Indonesia.
Atmosfer berbeda itu mulai dirasakan Rizki ketika pertama masuk Myanmar tiga hari yang lalu di Bandara Internasional Yangon. Di bandara dia menjumpai pohon Natal yang berdiri kokoh di terminal kedatangan. Demikian juga ketika dia berkunjung ke Naypyitaw dan Mandalay dua hari selanjutnya. "Di sana juga hotel-hotel pada pasang pohon Natal, bahkan di pesawat milik perusahaan lokal juga ada nuansa Natal-nya."
Yar Zar, manajer Hotel Mount Pleasant di Kota Naypyitaw, menjelaskan, pihaknya merasa bangga dapat berbagi kemeriahan di hari Natal. Meskipun sebagian besar warga setempat tidak merayakan Natal, dia meyakini sebagian besar warga akan turut bersuka ria. "Hotel kami akan turut menyemarakkan Natal. Kami ingin bersuka ria bersama mereka yang merayakannya," katanya. Selain di Mount Pleasant, kehangatan Natal juga ditunjukkan oleh pengelola puluhan hotel lainnya di kota yang berjarak sekitar 230 dari Yangon ini.
PARLIZA HENDRAWAN