TEMPO.CO, Ottawa - Perusahaan seluler Research in Motion (RIM) mengatakan bahwa mereka telah kehilangan jutaan pelanggannya di dunia. Dalam rilis laporan keuangan pada kuarter ketiga pada Kamis, 20 Desember 2012, perusahaan dengan produk utama BlackBerry ini menyatakan penurunan tersebut adalah yang pertama bagi mereka.
Laporan buruk tersebut hanya muncul sebulan sebelum peluncuran seri BlackBerry 10. Hingga 1 Desember 2012, pendapatan kuartal ketiga dari penjualan BlackBerry turun hingga 48 persen menjadi US$ 2,7 juta (Rp 26 miliar dari US$ 5,2 (Rp 50 miliar) juta per tahunnya.
Setelah dihitung pajak, total pendapatan bersih RIM adalah US$ 9 juta (Rp 87 miliar) atau seharga 2 sen tiap sahamnya. Setahun lalu pada periode yang sama, RIM masih membukukan pendapatan hingga US$ 265 juta (Rp 2,5 triliun) atau 5 sen tiap sahamnya.
Perusahaan asal Kanada ini berharap seri terbaru pesawat seluler mereka bisa menarik kembali sejumlah pelangan yang sudah beralih sistem operasi. RIM mengatakan saat ini masih ada 79 juta pelanggan yang setia menggunakan BlackBerry.
"Kami percaya perusahaan telah berusaha untuk menstabilisasi dan akan kembali seperti semula di tahun depan," ujar Chief Executive RIM Thorsten Heins. "Kami juga realistis terhadap pesaing kami. Tapi, kami tahu bahwa pelanggan di Industri ini meminta dan menanggapi inovasi yang ada," ia menambahkan.
Hingga sekarang, angka penjualan BlackBerry terus turun di Amerika Serikat. Tapi kepopulerannya tetap tumbuh di negara-negara berkembang. Pelanggan BlackBerry memberikan pendapatan yang tinggi bagi RIM, melalui biaya pulsa yang dibayar lewat operator. Sehingga kehilangan pelanggan merupakan pukulan telak bagi BlackBerry. Di Indonesia pertumbuhan pelanggan BlackBerry pun mulai melambat.
Heins menjelaskan bahwa RIM sudah mengurangi sejumlah biaya antar operator yang menyumbang 36 persen pendapatan mereka. Ia menambahkan dalam seri terbaru ini, biaya dari RIM ke operator akan berubah.
Dengan BlackBerry 10, Heins melanjutkan, pengguna korporasi dan pemerintah akan bisa untuk memillih layanan yang mereka beli dari RIM. Dia katakan bahwa perusahaan tak akan lagi mengenakan biaya pada penggunanya. Tapi tidak jelas tentang biaya apa yang ditawarkan BlackBerry 10 kepada pelanggan ini.
RIM, perusahaan yang tak memiliki utang ini, secara mengejutkan bisa menaikkan jumlah dana tunai mereka dari US$ 600 juta menjadi US$ 2,9 miliar. Perusahaan ini hanya menyatakan bahwa dana tunai tersebut diperoleh dari "konversi modal kerja".
NYTIMES | DIANING SARI