TEMPO.CO, Ngawi -Pohon Natal biasanya terbuat dari plastik dan sejenisnya. Namun pohon Natal satu ini dibuat dari limbah akar pohon jati. Kerajinan ini ditekuni Somo Midi, pemilik UD Java Alam Esa di Jalan Raya Ngawi-Solo, Dusun Ngubalan, Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
"Menjelang Natal, penjualan meningkat tiga kali lipat," kata Somo, Jum'at, 21 Desember 2012. Menurutnya, di luar perayaan Natal, penjualan pohon Natal dari akar kayu jati tidak sampai 100 buah per bulan.
"Sudah 300 buah yang terjual sebulan terakhir," katanya. Karena penjualan yang meningkat, omzet yang didapat juga naik. Menjelang Natal, omzet mencapai Rp 15-20 juta per bulan, sedangkan di luar Natal tak sampai Rp 10 juta.
Pohon Natal dari akar kayu jati tersebut pesanan perseorangan, distributor, galeri, dan sejumlah gereja. Selain laku di pasar lokal, pohon Natal dari akar kayu jati ini juga sudah merambah pasar luar negeri. "Kalau yang ekspor dijual melalui agen (perantara)," ucapnya.
Ukuran pohon terang dari akar kayu jati ini dibuat dalam berbagai ukuran tinggi mulai di bawah 1 meter hingga 4 meter. Semakin besar ukurannya, semakin mahal karena membutuhkan bahan baku yang lebih banyak. Ukuran setinggi 60 centimeter dihargai Rp 120 ribu, 80 sentimeter Rp 150 ribu, satu meter Rp 200 ribu, 1,5 meter Rp 250 ribu, dua meter Rp 350 ribu, tiga meter Rp 800 ribu, dan empat meter Rp 1 juta per buah.
ISHOMUDDIN