TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyatakan, sepuluh jenazah warga negara Indonesia yang meninggal karena kapal karam di Malaysia pada pekan ini telah teridentifikasi. "Sudah teridentifikasi semuanya. Separuhnya perempuan," kata Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja, Dita Indah Sari, saat dihubungi Tempo, Ahad, 23 Desember 2012.
Jenazah yang sudah dapat diidentifikasi yakni Ahmad Marwin, Arpan, dan Sudirman dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kemudian Nur Lhasanah binti Nafi, Wilda, dan Ontab dari Sampang, Madura, Jawa Timur. Jenazah Nur Lhasanah sudah dikirim ke Surabaya pada 20 Desember. Sedangkan jenazah Wilda dan Sudirman diterbangkan ke Sampang dan Lombok pada 21 Desember.
Baca Juga:
Selasa pekan lalu, sepuluh WNI meninggal dalam musibah kapal karam di Johor Baru, Negara Bagian Johor, Malaysia. Puing kapal kayu dan korban ditemukan polisi Malaysia sekitar 200 meter dari Pantai Bandar Penawar di kawasan Kota Tinggi, sebelah timur Johor. Mereka diduga kembali ke Indonesia melewati jalur tikus yang biasa dipakai WNI tanpa dokumen untuk menyeberang ke Batam.
Menurut Dita, pemerintah tidak akan memberikan santunan untuk kesepuluh keluarga korban kapal tenggelam itu. "Tidak ada santunan. Kalau semua WNI yang meninggal di Malaysia kami santuni, bisa jebol anggaran kita. Yang ada adalah biaya pemulangan jenazah," ujarnya.
Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, mendesak pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk menggelar investigasi terhadap musibah kapal tenggelam tersebut. "Mesti ada investigasi mendalam. Identifikasi korban juga harus ditindaklanjuti dengan pemenuhan hak-haknya. Jika mereka pekerja, ya, gaji dan lain-lainnya mesti dibereskan," ucap Anis
ISMA SAVITRI