TEMPO.CO, Bima - Kepolisian Sektor Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, siang tadi, 25 Desember 2012, membekuk dua pengedar narkoba yang biasa memasarkan daun ganja kering ke sejumlah wilayah di Sape dan Lambu. Tersangka merupakan dua remaja, yaitu Hermansyah, 17 tahun, dan Alfiansyah, 16 tahun.
"Dari tangan keduanya, kami menyita satu paket daun ganja kering siap edar dan uang hasil penjualan Rp 750 ribu," ujar Kepala Kepolisian Sektor Sape, Komisaris Polisi Lalu Nadjamudin, Selasa , 25 Desember 2012.
Menurut Nadjamudin, polisi saat ini tengah menyelidiki kasus ini lebih lanjut untuk menangkap pemasok barang haram itu kepada dua bandar yang diamankan. "Kini kami masih mengembangkan kasus ini untuk bisa menangkap pemasok daun haram ke para tersangka," katanya.
Polisi menangkap kedua remaja yang diduga merupakan bandar ganja itu setelah mendapat informasi dari masyarakat yang resah dengan peredaran ganja di wilayah khusus Sape dan Lambu.
"Penangkapan kedua bandar ini atas informasi dari masyarakat yang resah terhadap peredaran ganja yang merusak generasi muda," ujar Nadjamudin.
Kedua tersangka yang merupakan siswa kelas II SMK Kelautan Bima ini ditangkap di sebuah kebun di dusun Oi Maci, Kecamatan Sape, sekitar pukul 11.30 Wita, 25 Desember 2012.
Penangkapan itu berawal dari kecurigaan polisi melihat gerak-gerik mereka saat melakukan transaksi narkoba. Lalu polisi mengikuti dan memperhatikan tingkah laku pelajar SMU itu.
Untuk membuktikan kecurigaan tersebut, petugas menyamar sebagai pembeli dan membuat janji dengan tersangka untuk mengambil paket ganja kering. Setelah waktu dan tempat disepakati, polisi mendatangi lokasi. Tersangka, yang tidak tahu bahwa calon pembelinya itu polisi, memberikan daun ganja kering yang dibungkus dengan koran dan bungkus rokok tersebut.
Petugas yang menyamar sebagai pembeli itu langsung menangkap tersangka. Saat digeledah, dari saku bajunya tersimpan satu paket daun ganja kering siap edar dan uang hasil penjualan ganja Rp 750 ribu. Polisi juga menyita duah buah ponsel merek Nokia.
Tersangka mengaku terpaksa menjual daun ganja untuk keperluan sekolahnya dan menambah uang jajan. "Uangnya saya pakai untuk bayar sekolah," ujarnya. Sudah dua minggu ini dia berjualan ganja, tapi dia enggan menjelaskan dari mana ganja itu didapat.
AKHYAR M NUR