TEMPO.CO , Lamongan - Keluarga Amrozi menolak jika dikait-kaitkan dengan isu bom pada malam Natal dan Tahun Baru yang beredar akhir-akhir ini. Adik mendiang Amrozi, Ali Fauzi, 43 tahun mengatakan keluarga merasa difitnah dan dibunuh karakternya soal rumor bom yang bakal menyasar gereja dan pusat perbelanjaan itu.
"Itu bohong besar. Kami jelas-jelas merasa dirugikan,” kata Ali Fauzi kepada Tempo, Senin 24 Desember 2012. Ali kaget karena mendapat telepon dari banyak orang yang menanyakan isu tersebut.
Ali mengatakan isu soal bom pada malam Natal dan tahun baru harus diluruskan. "Isu itu tidak ada dasarnya," kata dia. Apalagi, lanjut Ali Fauzi, rumor tersebut berawal dari laporan di Nusakambangan di Cilacap.
Dikabarkan ada orang Lamongan yang merupakan keluarga besar Amrozi bersilaturrahmi dengan Abu Bakar Baasyir. Padahal, sepengetahuan dia, keluarganya tidak ada yang datang ke Nusakambangan.
Keluarga terpidana mati bom Bali itu, lanjut Ali Fauzi, terakhir datang ke Nusakambangan pada saat eksekusi dua kakaknya, yakni Amrozi dan Ali Ghufron. Setelah itu, keluarga besarnya di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, tidak pernah lagi datang ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.
Rumor bom malam Natal dan tahun baru ini, menurut Ali Fauzi, merugikan keluarga besar Amrozi di Lamongan yang sedang berusaha memulihkan kepercayaan masyarakat. Termasuk misalnya, ia sering datang ceramah ke mana-mana atas undangan polisi, terkait terorisme.
SUJATMIKO
Berita terpopuler lainnya:
Kata Rhoma Irama Soal Ucapan Selamat Natal
FPI Patroli Amankan Natal
Ke Gereja, Jokowi Disoraki