TEMPO.CO, Bandung - Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi Tatang Padmadinata mengatakan, vaksin flu burung untuk unggas yang beredar di pasaran tidak efektif untuk melawan virus flu burung jenis baru yang menyerang itik. Mengantisipasi itu, pemerintah tengah menyiapkan vaksin khusus untuk menghadapi virus flu burung yang menyerang itik itu.
"Sedang diteliti, dan Insya Allah, sekitar 6 minggu ke depan sudah ditemukan vaksinnya," kata dia pada wartawan di Bandung, Rabu, 26 Desember 2012.
Menurut dia, Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sedang berusaha mengisolasi virus flu burung yang menyerang itik. "Virus itu masih keluarga H5N1 tapi virus yang menyerang itik berbeda, sehingga dimungkinkan vaksin yang ktia bagikan itu yakni H5N1 clade 2.1 itu tidak efektif," kata Koesmayadi.
Koesmayadi mengatakan, vaksin baru itu akan disebarkan khusus di daerah merebaknya virus flu burung tipe baru itu untuk menekan penyebarannya. Saat ini, virus flu burung jenis baru pada itik itu, dilaporkan merebak di Bekasi, Subang, serta Indramayu. "Data terakhir, ada 2.907 itik yang mati. Update datanya sedang dikumpulkan," katanya.
Angka kebutuhan vaksin itu mengacu pada populasi itik yang ada di Jawa Barat. Catatan Dinas Peternakan Jawa Barat, populasi itik menembus 9 juta ekor, dan mayoritas berada di wilayah utara Jawa Barat. Hingga saat ini, kata Koesmayadi, pihaknya belum mendapat laporan soal serangan flu burung pada unggas peliharaan lain, selain itik.
Menunggu vaksin baru itu, pihaknya membagikan obat desinfektan pada daerah temuan virus itu, serta daerah seputarannya. Dia beralasan, desinfektan menjadi satu-satunya tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk menekan penyebaran virus itu. Dinas Peternakan juga menerbitkan larangan perngiriman itik masuk dan keluar daerah yang ditemukan kasus flu burung tipe baru itu.
AHMAD FIKRI