TEMPO.CO , Jakarta: Kritik sosial lewat musik, itulah yang dilakukan Rhoma Irama. Penyanyi dangdut ini berhasil membuat lirik-lirik menggelitik dan penuh pesan seperti dalam lagu Judi, Begadang, Sumbangan, hingga Mirasantika.
"Bagi saya art adalah responsibility to God, to people," ujar Rhoma berusia 66 tahun yang ditemui di kediamannya, Senin 24 Desember 2012.
Lelaki berjulukan Raja Dangdut ini menuturkan bahwa semua lagu yang ia buat selaras dengan kehidupannya. "Apakah Anda melihat saya tidak konsisten dengan lirik saya, 40 tahun lebih saya berkarir," ujar Rhoma . Ia menantang siapa yang pernah melihat Rhoma pernah melakukan larangan yang disebut dalam lirik-lirik berbau kritik tersebut.
"Misal ada lagu Judi, apa Rhoma berjudi," kata dia menegaskan kekonsistenan lirik dengan perilaku. Sikap tersebut, Rhoma melanjutkan, sudah jarang ditemui pada seniman lain. "Umumnya seniman menganggap lirik itu adalah lip service, just an art, art for art, just for fun only," kata dia. Tapi sikap tersebut tak berlaku pada seorang Rhoma.
Dari album-album Rhoma bersama Soneta maupun solo, Rhoma memang acap melontarkan isu sosial. Tak hanya di lagu, tapi juga menjadi judul album, seperti Mirasantika (1997), Modern (1989), dan bersama Soneta, ada Gali Lobang Tutup Lobang (1989).
DIANING SARI
Berita Terkait:
Kalla: Mana Bisa Ada Dua Capres Golkar?
Anak Muda Ternyata Pilih Jokowi Jadi Capres
Pramono Anung Ragukan Kualitas Rhoma Irama
PKB: Visi Misi Rhoma Irama Terlihat dari Lagunya
PKB Akui Lirik Rhoma Irama karena Popularitas