TEMPO.CO, Jakarta - Persiba Bantul terancam tidak bisa mengikuti kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) mendatang akibat mengalami kesulitan finansial. Ihwal itu diutarakan Asisten Manajer Persiba Bantul, Bagus Nur Edi Wijaya, Kamis, 27 Desember 2012.
Dalam rilis Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) beberapa waktu lalu, Persiba memang termasuk satu dari beberapa klub LPI yang masih menunggak pembayaran gaji pemainnya. "Kondisi keuangan manajemen Persiba Bantul saat ini memang sedang krisis. Kami sudah tidak memiliki uang," kata Bagus Nur Edi Wijaya.
Terlebih, katanya, saat ini Persiba belum memiliki sponsor dan sumber dana yang mencukupi. Rencana pemberian subsidi oleh operator LPI, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), sebagai bantuan untuk mengurangi beban keuangan klub, dinilai Bagus Nur tidak akan banyak membantu. "Kompetisi membutuhkan dana yang sangat besar. Tidak hanya membayar pemain, tapi juga akomodasi, dan sebagainya. Subsidi itu tidak akan cukup," katanya lagi.
"Mudah-mudahan saja kami segera bisa mendapatkan sponsor untuk membantu tim," Bagus Nur menambahkan.
Menurut Bagus, akibat ketiadaan dana, persiapan tim sampai saat ini masih belum jelas. Dari 24 pemain yang ada saat ini, belum satu pun yang dikontrak tim berjuluk Laskar Sultan Agung itu. Seorang pemain andalan Persiba pun terancam pergi, yaitu penjaga gawang timnas, Wahyu Tri Nugroho. "Saya masih menunggu keputusan final dari Persiba. Sampai saat ini saya belum tahu akan main di mana. Keadaan masih begini (kesulitan finansial)," kata Wahyu.
Akibat kesulitan finansial, banyak klub belum membayar gaji pemainnya. Klub sekelas Sriwijaya dan Persibo mengalami nasib serupa. Pemain Persis Solo, Diego Mendieta, bahkan meninggal ketika gajinya belum dilunasi.
ARIE FIRDAUS