Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Baik Hati Aman dari Bullying  

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Ilustrasi. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Ilustrasi. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Vancouver - Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak yang berperilaku lebih baik ternyata lebih bahagia dan lebih populer. Temuan ini menunjukkan bahwa bersikap murah hati yang sederhana dan berani kemungkinan membantu menurunkan tindakan bullying (kekerasan), demikian hasil penelitian para peneliti.

Di antara harapan yang paling diinginkan para orangtua adalah kebahagiaan anak-anak mereka, menjadi anak yang baik, dan berperilaku sopan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tujuan ini bukanlah sesuatu yang sejajar, tetapi saling melengkapi. Hubungan antara kebahagiaan dan perilaku prososial seperti kebaikan hati terhadap orang lain menunjukkan keduanya. Bukan hanya kebahagiaan itu bagus untuk orang lain, tetapi juga berperilaku sosial meningkatkan perasaan sejahtera seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, para ilmuwan menunjukkan hasil penelitian panjang yang mereka lakukan dalam menganalisis kebaikan hati anak-anak pra-remaja. Penelitian ini diikuti oleh lebih dari 400 anak berusia sembilan hingga 12 tahun yang merupakan anak-anak sekolah dasar di Vancouver, Kanada. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan secara online oleh jurnal PLoS ONE edisi 26 Desember 2012 seperti dikutip oleh situs LiveScience edisi yang sama.

Para siswa itu dibagi menjadi dua kelompok. Sebagian anak-anak diminta oleh para gurunya untuk berkunjung ke tempat-tempat seperti taman bermain, lapangan baseball, pusat perbelanjaan, atau rumah kakek-neneknya. Anak-anak yang lain diminta untuk menampilkan kebaikan hati seperti berbagi makan siang atau memberikan pelukan pada ibu mereka saat ibunya merasa stres dari pekerjaan.

"Kami memberikan contoh-contoh dari sikap kebaikan hati, tetapi kami membiarkan anak-anak untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan," kata peneliti Kimberly Schonert-Reichl, psikolog perkembangan di University of British Columbia di Vancouver.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak-anak tersebut diminta untuk melaporkan seberapa bahagia mereka dan mengidentifikasi teman mereka yang ingin diajak bekerja sama saat melakukan aktivitas sekolah. Setelah empat minggu, kedua grup tersebut mengatakan bahwa mereka lebih bahagia, tetapi anak-anak yang melakukan tindakan kebaikan hati dilaporkan lebih mendapat penerimaan dari rekan-rekannya. Mereka juga lebih dipilih sebagai anak-anak yang paling ingin diajak kerja sama oleh rekan-rekannya yang lain.

"Anda bisa melakukan ini dengan intervensi yang sangat sederhana. Ini tidak hanya meningkatkan kebahagiaan, tetapi juga membuat anak-anak tersebut lebih disukai di dalam kelas," ujar Schonert-Reichl.

LIVE SCIENCE  | ARBA'IYAH SATRIANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.