TEMPO.CO, Vancouver - Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak yang berperilaku lebih baik ternyata lebih bahagia dan lebih populer. Temuan ini menunjukkan bahwa bersikap murah hati yang sederhana dan berani kemungkinan membantu menurunkan tindakan bullying (kekerasan), demikian hasil penelitian para peneliti.
Di antara harapan yang paling diinginkan para orangtua adalah kebahagiaan anak-anak mereka, menjadi anak yang baik, dan berperilaku sopan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tujuan ini bukanlah sesuatu yang sejajar, tetapi saling melengkapi. Hubungan antara kebahagiaan dan perilaku prososial seperti kebaikan hati terhadap orang lain menunjukkan keduanya. Bukan hanya kebahagiaan itu bagus untuk orang lain, tetapi juga berperilaku sosial meningkatkan perasaan sejahtera seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, para ilmuwan menunjukkan hasil penelitian panjang yang mereka lakukan dalam menganalisis kebaikan hati anak-anak pra-remaja. Penelitian ini diikuti oleh lebih dari 400 anak berusia sembilan hingga 12 tahun yang merupakan anak-anak sekolah dasar di Vancouver, Kanada. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan secara online oleh jurnal PLoS ONE edisi 26 Desember 2012 seperti dikutip oleh situs LiveScience edisi yang sama.
Para siswa itu dibagi menjadi dua kelompok. Sebagian anak-anak diminta oleh para gurunya untuk berkunjung ke tempat-tempat seperti taman bermain, lapangan baseball, pusat perbelanjaan, atau rumah kakek-neneknya. Anak-anak yang lain diminta untuk menampilkan kebaikan hati seperti berbagi makan siang atau memberikan pelukan pada ibu mereka saat ibunya merasa stres dari pekerjaan.
"Kami memberikan contoh-contoh dari sikap kebaikan hati, tetapi kami membiarkan anak-anak untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan," kata peneliti Kimberly Schonert-Reichl, psikolog perkembangan di University of British Columbia di Vancouver.
Anak-anak tersebut diminta untuk melaporkan seberapa bahagia mereka dan mengidentifikasi teman mereka yang ingin diajak bekerja sama saat melakukan aktivitas sekolah. Setelah empat minggu, kedua grup tersebut mengatakan bahwa mereka lebih bahagia, tetapi anak-anak yang melakukan tindakan kebaikan hati dilaporkan lebih mendapat penerimaan dari rekan-rekannya. Mereka juga lebih dipilih sebagai anak-anak yang paling ingin diajak kerja sama oleh rekan-rekannya yang lain.
"Anda bisa melakukan ini dengan intervensi yang sangat sederhana. Ini tidak hanya meningkatkan kebahagiaan, tetapi juga membuat anak-anak tersebut lebih disukai di dalam kelas," ujar Schonert-Reichl.
LIVE SCIENCE | ARBA'IYAH SATRIANI