TEMPO.CO, Jakarta -- Dua orang pengamen membajak sebuah angkot 06A jurusan Kampung Melayu-Gandaria pada dinihari tadi, Sabtu, 29 Desember 2012. Keduanya menodong sejumlah penumpang yang berada dalam angkot tersebut menggunakan pisau lipat. Aksi kriminal ini mengakibatkan satu orang tewas dan tiga orang luka-luka.
Seorang korban, Rifki Firmansyah, 17 tahun, menyatakan kedua pelaku masuk saat angkot melaju menuju wilayah Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur. Tiba-tiba keduanya mengeluarkan pisau lipat dan mengancam para penumpang untuk menyerahkan barang bawaannya. Menurut dia, selain dirinya dan sopir, ada dua kawannya, seorang pria paruh baya, dan dua penumpang wanita dalam angkot saat pelaku penodongan melakukan aksinya.
"Sopir diancam biar jalan terus," ujarnya pagi tadi, Sabtu, 29 Desember 2012. Saat angkot melaju, keduanya melakukan aksi kriminalnya. "Mereka meminta handphone dan dompet," ujarnya yang melihat salah seorang pelaku menusukkan pisau lipat ke kaki korban yang lain.
Melihat situasi mengancam, Rifki melakukan aksi nekat. Ia menerobos kawalan pelaku kemudian meloncat keluar dari angkot. Aksinya ini dituruti oleh dua kawannya, Abdulloh Azzam, 16 tahun, dan Muhammad Marfaiz, 17 tahun. Seorang pria paruh baya, Haerudin, 42 tahun, juga nekat kabur dari aksi pembajakan tersebut.
"Daripada dibunuh, saya mending loncat," ujar Rifki yang menyebut aksi itu dilakukan ketika angkot melaju dalam kecepatan sekitar 50 kilometer/jam. Ia dan kedua kawannya menderita luka-luka akibat aksi tersebut.
Nahas, nasib Haerudin tak seberuntung tiga pemuda tersebut. Sehabis loncat dari angkot, ia ditemukan tak sadarkan diri. Dari jasadnya ditemukan beberapa luka akibat benturan tumpul di bagian kepala. Jenazahnya kini disemayamkan di RS Universitas Kristen Indonesia.
Ketiga pemuda yang selamat dari aksi pembajakan itu juga sempat dirawat di RS UKI. Rifki menderita luka lecet di bagian kaki, Azzam mengalami luka tusuk di bagian kaki, dan Marfaiz luka dalam sehingga harus mendapat perawatan lebih intensif.
Saat kejadian, ketiga pemuda baru batal berangkat ke Yogyakarta karena kehabisan tiket di Stasiun Senen. Ketiganya lalu berencana menginap di rumah Azzam di Beji, Depok. Mereka naik angkot 06A menuju arah Depok dari Stasiun Jatinegara. Sebelumnya mereka menggunakan bajaj meninggalkan Stasiun Senen.
Ayah Azzam, salah seorang korban, mengecam aksi ini. "Saya prihatin dengan meningkatnya aksi kriminal yang keji dan biadab ini," ujar Khumaidi Surachmat melalui pesan singkat. Ia meminta pihak kepolisian untuk bertanggung jawab untuk memberi rasa aman kepada para warga dalam melakukan aktivitasnya.
Polisi hingga siang ini masih memburu para pelaku. Sopir angkot tersebut beserta tunggangannya telah diamankan di Kantor Polisi Sektor Jatinegara, Jakarta Timur.
M. ANDI PERDANA