TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau lokasi sengketa tanah warga di Jalan Hang Jebat, RT 05 RW 08, Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Warga yang menempati lahan ini digusur oleh Kementerian Kesehatan. Setelah kunjungan itu, Jokowi mengatakan masih akan melihat berkas-berkas surat di lahan yang bersengketa tersebut. "Ada masalah. Saya melihat ke lapangan, tapi belum mengerti status hukum dan sejarah dari tanah ini," kata Jokowi, usai menemui warga di Jalan Hang Jebat, Sabtu, 29 Desember 2012. Jokowi didampingi Wali Kota Jakarta Selatan Anas Efendi.
Menurut dia, tugas Gubernur dan Wali Kota adalah menjadi mediator supaya semuanya bisa tersambung. "Kalau sudah nyambung, nanti terlihat jelas semuanya," kata dia.
Meskipun dia sudah mendengar pengaduan warga, ia masih akan mengkonfirmasi dari kedua belah pihak, yaitu warga Hang Jebat dan Kementerian Kesehatan. "Mungkin ada surat girik dan Pajak Bumi dan Bangunan, tetapi di Kementerian Kesehatan mungkin ada suratnya. Mesti tahu sejarahnya juga," ujarnya.
Ada beberapa kasus serupa di Jakarta, seperti di Kampung Sawah dan Taman Sari. Jokowi menjanjikan akan mencarikan jalan keluar. Tentang warga yang merasa diintimidasi oleh Kementerian Kesehatan, Jokowi mengatakan akan menghubungi Kementerian Kesehatan pada Rabu mendatang, "Saya mediasi itu," katanya.
Ketua RT 05 RW 08 Jalan Hang Jebat, Kebayoran Baru, Dirwantoro, mengatakan dulu daerah tersebut adalah rawa dan digusur dari Senayan, "Status tanah enggak ada, PBB ada, sertifikat adanya pada 1998," katanya.
Semula yang bertempat tinggal di RT 05 RW 08 sebanyak 50 kepala keluarga. Sedangkan sekarang tinggal 9 KK. “Oleh Kementerian Kesehatan ditawari imbalan Rp 5 juta satu KK," kata Dirwantoro.
TRI ARTINING PUTRI