TEMPO.CO, Surakarta - Keraton Kasunanan Surakarta kembali menggelar Sekaten untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati pada 24 Januari 2013. Hajatan Sekaten dibuka mulai Sabtu, 29 Desember 2012 dan berakhir pada 24 Januari mendatang. Sekaten dibuka jam 10.00 hingga 21.00.
Ketua Panitia Pelaksana Maleman Sekaten 2013, Satriyo Hadinagoro, mengatakan Sekaten diselenggarakan di alun-alun utara Keraton Kasunanan dengan area seluas 4 ribu meter persegi. "Sekaten merupakan satu rangkaian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad. Puncak acara akan diselenggarakan pada 24 Januari nanti," katanya kepada wartawan, Sabtu, 29 Desember 2012.
Sekaten identik dengan munculnya beragam permainan khas pasar malam, seperti tong setan dan rumah hantu. Ada juga pedagang yang menjajakan berbagai produk, mulai makanan, pakaian, gerabah, hingga pecut dan celengan yang menjadi salah satu ciri khas Sekaten.
Dia mengatakan ada 500 pedagang dari berbagai daerah yang meramaikan Sekaten. "Umumnya mereka sudah berjualan sejak zaman Paku Buwono X. Ada juga yang sudah diteruskan anak cucunya," ujar Satriyo. Menurut dia, Sekaten tidak sekadar memperingati Maulid Nabi Muhammad.
Sebab, saat ini Sekaten sudah menjadi salah satu penarik wisatawan untuk datang berkunjung. Apalagi awal Sekaten bersamaan dengan libur tahun baru 2013. Satriyo memperkirakan akan banyak masyarakat dari luar daerah yang mengunjungi Sekaten. "Juga ada sisi ekonominya. Kami berharap pedagang mendapat untung besar selama penyelenggaraan Sekaten," katanya.
Pada pagelaran keraton akan ditampilkan pameran budaya warisan dinasti Mataram dan pameran industri dan perdagangan dari usaha kecil menengah. Benda yang dipamerkan seperti tandu, patung kuda, hingga foto-foto seputar keraton yang jarang dipublikasikan. Ada 48 stan yang ikut dalam pameran. Bagi pengunjung yang ingin menyaksikan, cukup membayar tiket masuk Rp 1.000.
Termasuk dalam rangkaian kegiatan Sekaten adalah keluarnya seperangkat gamelan Kyai Guntur Madu dan Guntur Sari dari Keraton Surakarta ke Masjid Agung Solo pada 17 Januari 2013. Kemudian selama sepekan ke depan, setiap usai salat Zuhur hingga menjelang waktu salat Asar, kedua gamelan dibunyikan.
Sebagai puncak Sekaten, pada 24 Januari 2013 ada Grebeg Mulud. Sebanyak dua gunungan laki-laki dan dua gunungan perempuan diarak dari dalam keraton ke Masjid Agung Solo, kemudian dibagikan ke masyarakat yang hadir.
Salah seorang pedagang di Sekaten, Sukidi, mengatakan dua tahun terakhir tidak banyak yang berkunjung. "Karena sering hujan," ujarnya yang berjualan arum manis. Dalam sehari, lelaki asal Karanganyar ini setidaknya bisa mendapat pemasukan Rp 100-150 ribu. Dia berharap meskipun hujan, tetap banyak yang berkunjung karena bertepatan dengan libur panjang tahun baru.
Pantuan Tempo, area di sekitar Sekaten sudah penuh dengan pedagang yang meluber hingga kawasan Gladag. Jalan yang mengelilingi alun-alun utara juga penuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat yang kebanyakan bernomor polisi luar Solo.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terpopuler travel :
Bandara Baru Toraja Diminta Segera Dibangun
Seniman Asing Ramaikan Tahun Baru di Candi Sukuh
Ogoh-ogoh Ramaikan Saparan Bekakak di Yogyakarta
La Piazza Pesta Tahun Baru ala Spongebob
Royal Dinner Ala Keraton Kasepuhan
Tahun Baru, Tangerang Siapkan Pesta Kembang Api