TEMPO.CO, Tangerang - Indonesia menjadi tuan rumah final Olimpiade Fisika Dunia yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta Lippo Village, Tangerang, Banten, 28 Desember 2012-2 Januari 2013. Sebanyak 72 peserta tingkat sekolah menengah atas dari 16 negara akan beradu kemampuan untuk memperebutkan gelar juara olimpiade fisika sejati.
"Dalam olimpiade ini kita bisa mengetahui siapa real champion di olimpiade fisika," kata Profesor Yohanes Surya dalam konferensi pers di Hotel Aryaduta Lippo Village, Jumat, 28 Desember 2012.
Olimpiade kedua ini diikuti peserta dari Belarusia, Bosnia Herzegovina, Brasil, Bulgaria, Cina, Estonia, Hungaria, India, Jerman, Polandia, Rumania, Rusia, Singapura, Swiss, dan Vietnam. Tuan rumah Indonesia mengirim 22 peserta yang diambil dari hasil seleksi ratusan siswa sekolah menengah atas berprestasi dari berbagai daerah.
Presiden Olimpiade Fisika Dunia 2012, Herry Johnny Kwee, mengatakan, sebanyak 38 peraih medali emas dan perak dari International Physics Olympiad maupun Asian Physics Olympiad ikut serta dalam olimpiade ini. Mereka akan bertanding dengan para penantang yang lolos proses seleksi ketat. "Mereka akan beradu kemampuan, baik secara teori maupun eksperimen," ujarnya.
Olimpiade Fisika Dunia (World Physics Olympiad atau disingkat WoPhO) merupakan pertandingan fisika tingkat dunia yang dapat diikuti oleh peserta perorangan dari seluruh negara. Kompetisi fisika yang terbilang baru ini diprakarsai oleh Yohanes Surya.
Olimpiade ini terdiri dari tiga tahapan, yakni selection round (Januari-Juni 2012), discussion round (Juli-Desember 2012), dan final round (Desember 2012-Januari 2013). Tahap final olimpiade, yang dilaksanakan 29-30 Desember 2012, terbagi ke dalam babak teori dan eksperimen. Babak teori terdiri atas tiga soal, babak eksperimen terdiri atas dua soal. Peserta harus memecahkan semua soal yang disajikan dalam bahasa Inggris dengan total waktu 12 jam.
Yohanes mengatakan, olimpiade ini sangat berbeda dari olimpiade fisika kebanyakan. Terutama dari kualitas soal yang disediakan. Menurut dia, seluruh soal sangat berbobot dengan tingkat kesukaran setara level doktoral (S3). Diperlukan logika berpikir yang luar biasa untuk menjawabnya. "Hanya anak genius dan punya kreativitas tinggi yang bisa memecahkan," kata dia.
Selain itu, olimpiade ini terbilang unik karena diadakan di akhir tahun. Para fisikawan muda yang mengikuti kompetisi ini diajak serta untuk merayakan pergantian tahun bersama di Indonesia. "Mereka bisamenjalin relasi yang baik satu sama lain," ujar Yohanes.
Pemenang ditentukan dari nilai akhir kompilasi di tahap final dan diumumkan pada Rabu, 2 Januari 2013. Total ada 10 peraih medali emas, 10 perak, dan 10 perunggu dari kejuaraan ini. Herry mengatakan, juara olimpiade yang memperoleh nilai tertinggi dan berhasil mengalahkan juara olimpiade fisika Asia maupun dunia berhak mendapatkan gelar "The Real Winner of the Physics Olympiad" dan diberi hadiah senilai US$ 20 ribu dari total hadiah sebesar US$ 155 ribu.
Tim juri terdiri dari international board, international jury, pemenang kompetisi pembuatan soal, dan panitia akademik lokal dari STKIP Surya. International board terdiri dari 11 orang dari delapan negara, yaitu Belanda, Cina, Hungaria, Estonia, Indonesia, Kanada, Polandia, Rusia, dan Vietnam. Dua orang international jury berasal dari Amerika Serikat dan Belarusia. Total ada 21 orang juri.
MAHARDIKA SATRIA HADI