TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, sebanyak lima terduga teroris Poso, Sulawesi Tengah, dibawa ke Markas Besar Kepolisian RI. Terduga teroris tersebut sebelumnya ditahan di Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
"Pada pukul 09.30 WITA mereka telah diberangkatkan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, Ahad, 30 Desember 2012.
Kelima terduga teroris tersebut adalah Riyadi alias Mas Riad, Sugiyanto Latif alias Papa Latif, Agus alias Solihin, Muhrin, dan Sony Hermawan alias Pakde. Mereka diterbangkan dari Bandara Palu menuju Bandara Pondok Cabe, Jakarta.
Menurut Boy, Riyadi dan Sugiyanto ditangkap di Desa Labuhan, Poso, pada Sabtu pagi kemarin, 29 Desember 2012. Keduanya diduga terlibat dengan pelatihan-pelatihan teror di Poso yang dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah, dan serangkaian aksi teror di Poso. Juga, "memfasilitasi semua peserta pelatihan militer dan memberikan dukungan logistik," kata Boy.
Muhrin dan Pakde ditangkap sehari pascainsiden penembakan terhadap personel Brigade Mobil di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, pada 20 Desember 2012. Muhrin tertangkap di Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. Dia diduga berperan menyiapkan lahan tempat pelatihan dan memasok sembilan bahan pokok.
Terakhir, Solihin,warga asal Bima tertangkap sebelum insiden penembakan polisi tersebut. Dia ditangkap di sekitar lokasi pelatihan, di kawasan pegunungan Desa Karola.
Insiden penembakan terhadap polisi tersebut menewaskan empat orang. Tiga orang tewas saat kejadian bernama Brigadir Satu Ruslan, Brigadir Satu Winarto, dan Brigadir Satu Wayan Putu Ariawan. Dua hari berikutnya, Brigadir Satu Eko Wijaya meninggal di Rumah Sakit Undata, Palu. Dua orang lagi terluka bernama Brigadir Satu Siswandi Yulianto dan Brigadir Satu Lungguh Anggara. Kelompok teror menembaki mereka saat sedang berpatroli rutin di Desa Karola dan Tambarana.
Boy mengatakan pemeriksaan terhadap para terduga teror tersebut akan dilakukan di Mabes Polri.
RUSMAN PARAQBUEQ|AMAR BURASE (POSO)