TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengakui masih ada balita yang mengalami gizi buruk di kota yang dia pimpin. Namun, ia menolak kasus itu disebut sebagai sesuatu yang tidak terjamah oleh pemerintahannya.
"Seolah-olah itu kasus baru, padahal mereka itu sedang dalam penanganan pemerintah kota, panti asuhan, dan daerah setempatnya," katanya kepada wartawan, Ahad, 30 Desember 2012. (Lihat: Lebih dari 50 Balita di Depok Menderita Gizi Buruk dan Dua Balita di Depok Menderita Gizi Buruk)
Menurut Nur Mahmudi, penanganan gizi buruk itu membutuhkan waktu lama. Apalagi bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta. Masalah yang menghambat penanggulangan gizi buruk ini, ujar Nur Mahmudi, adalah karena orang tua korban yang lepas tangan. "Kalau belum selesai (sembuh) wajar, proses penyembuhannya kan lama," kata dia.
Seperti diketahui, di Depok masih ada 52 balita yang menderita gizi buruk. Mereka tersebar di 21 keluhan dari total 63 kelurahan yang ada di Depok. Nur Mahmudi mengklaim pihaknya telah mampu menekan angka gizi buruk. "Juni-Juli itu tinggal 70 orang dari lebih dari seribu orang," katanya.
Sementara, data dari Dinas Kesehatan Kota Depok, angka gizi buruk menurun dari 1.133 anak pada 2005 menjadi 52 anak pada Desember 2012 ini dengan jumlah penduduk 1,8 juta jiwa. Berikut data penurunannya setiap tahun.
Pada 2005 terdapat 1.133 anak atau 1,03 persen dari jumlah penduduk; 2006 turun ke angka 945 atau 0,83 persen; 2007 naik lagi menjadi 959 atau 0,82 persen; 2008 turun menjadi 830 atau 0,65 persen; 2009 turun drastis ke angka 227 atau 0,19 persen; 2010 sebanyak 199 atau 0,18 pesen; pada 2011 sebanyak 129 atau 0,11 persen; dan 2012 tersisa 52 atau 0,4 persen dari total jumlah penduduk Depok.
Sekarang ini, kata Nur Mahmudi, pihaknya sedang menangani kasus gizi buruk secara sistemik dengan menggunakan beberapa cara nonkonvensional. Hal itu di antaranya dengan melibatkan orang-orang yang pernah suskses menangani gizi buruk. Mereka akan melakukan terapi sistemik kepada orang tua maupun anaknya. "Menularkan kesuksesannya dengan menerapkan terapi sistemik," kata Nur Mahmudi. Jadi, Depok Kota Layak Anak? Nanti Dulu...
ILHAM TIRTA