TEMPO.CO, Yogyakarta- Pakar hidrologi dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Djoko Legono, menyatakan Jakarta bisa mengadopsi penanganan banjir model Amerika Serikat.
Djoko Legono mengatakan, penanganan banjir di Chicago, Amerika Serikat, menggunakan sistem storm sewer. Sistem itu menggunakan penampungan air yang diletakkan di bawah permukaan kedap air. Biasanya sistem ini digunakan secara khusus untuk menampung air pada saat ada badai hujan melalui kapasitas tertentu. “Sistem ini bisa digunakan sebagai pembanding untuk mengatasi banjir di Jakarta,” kata dia kepada Tempo, Ahad, 30 Desember 2012.
Di Chicago, pengeluaran air dari sistem itu tidak terlalu sering. Hujan yang terjadi di Amerika Serikat berbeda karakter dengan Indonesia. Di negara itu, intensitas dan lamanya musim hujan jauh lebih rendah ketimbang Indonesia.
Menurut dia, storm sewer berbentuk seperti tangki bensin atau pipa bensin penyimpan minyak. Sistem yang bekerja di bawah tanah itu bekerja dengan dengan menampung air.
Ia menyebutkan storm sewer model Chicago belum tentu bisa diterapkan secara persis di Jakarta karena memiliki karakter wilayah yang berbeda.
Sebelum mengadopsi sistem itu, kata dia, pemerintah harus memperhatikan struktur geologi permukaan, bentuk topografi untuk membangun reservoir bawah tanah. Pengeluaran air dari reservoir tidak mungkin sekali pada saat musim kemarau saja karena musim hujan biasa terjadi selama berbulan-bulan.
Banjir di Jakarta, kata dia, terjadi karena sistem drainase mikro yang kurang mendukung kelancaran air ke sistem makro. Oleh karena itu, Jakarta perlu memperhatikan instalasi pengolah air dan pompa air.
SHINTA MAHARANI