TEMPO.CO , Jakarta - Sehari setelah dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur pada 15 Oktober lalu, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok langsung tancap gas. Mereka berbagi tugas, yaitu Jokowi blusukan ke seantero Jakarta, sementara Basuki menginspeksi jajaran pemerintahan DKI Jakarta.
Pria yang akrab disapa Jokowi menyatakan blusukan dari kampung ke kampung yang harus ia lakukan, semata hanya ingin menunjukkan kepada semua aparat bahwa masalah warga itu ada di lapangan, bukan di kantor. “Turun, dengarkan suara masyarakat, bergerak, dan atasi,” kata Jokowi dalam Majalah Tempo Edisi 31 Desember 2012 - 6 Januari 2013.
Kamis pekan lalu, di hadapan puluhan lurah, camat, dan pejabat eselon II di Jakarta Utara, Jokowi mengingatkan bahwa perlunya seorang pemimpin yang bersiaga turun ke lapangan. “Siap blusukan masuk kampung mengecek lapangan, jika perlu sampai nyemplung ke gorong-gorong.”
Usai melakukan inspeksi mendadak di kampung kumuh, biasanya Jokowi melakukan pertemuan dengan lurah, camat, serta pejabat eselon II dan III. Soal “pemimpin siaga lapangan” jadi tema utama pertemuan tersebut dalam dua bulan terakhir. Tak jarang dalam pertemuan, Jokowi membawa segepok foto soal wilayah yang diinspeksi. Hal ini membuat aparat pemerintah tidak bisa mengelak lagi, ketika foto dipaparkan.
Dua pekan lalu, Jokowi melantik Wali Kota Jakarta Timur H.R. Krisdianto di pinggir tempat pembuangan sampah di Kampung Pulo Jahe, RT 07 RW 05, Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. Alasannya, melantik pejabat baru di ruangan berpenyejuk udara membuat pejabat baru tidak paham masalah. “Masalah yang kompleks itu ada di lapangan dan tak bisa diselesaikan dengan menjentikkan jari,” kata Jokowi memberi arahan.
WIDIARSI AGUSTINA | DIMAS SIREGAR | TRI ARTINING | AFRILIA SURYANIS
Berita terpopuler lainnya:
Cicit Pendiri Las Vegas Jadi Gelandangan
Mourinho Pergi, Madrid Incar Conte
UGM: Jokowi Bisa Adopsi Chicago Mengatasi Banjir