TEMPO.CO, Seoul - Setahun setelah kematian diktator Korea Utara Kim Jong Il, tak ada keterangan rinci tentang penyebab kematiannya. Orang hanya tahu, ia menderita kanker dan mati mendadak di atas kereta.
Namun, sumber anonim yang dikutip Chosun Ilbo, sebuah surat kabar konservatif di Korea Selatan, menyatakan ayah Kim Jong Un ini meninggal setelah marah besar karena tak puas dengan hasil pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air di Huichon, Provinsi Jagang.
"Setelah mendengarkan tentang kebocoran, Kim Jong Il mengecam para pejabat dan memerintahkan mereka untuk memperbaikinya," kata sumber itu. Jong Il bergegas untuk melakukan inspeksi ke fasilitas itu dengan amarah yang memuncak dan meninggal di sana.
Rincian mengenai kisah resmi kematian pemimpin 69 tahun itu secara ketat dikontrol. Butuh waktu tiga hari bagi kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, untuk mengumumkan kematiannya. Penyiar dengan suara tercekat menyatakan Kim meninggal karena "terlalu banyak pekerjaan" setelah "mendedikasikan hidupnya untuk rakyat".
KCNA melaporkan bahwa Jong Il berada di kereta saat hendak meninjau sebuah proyek ketika ia mengalami serangan jantung fatal. Namun Wall Street Journal menunjukkan gambar satelit yang memperlihatkan kereta itu masih berada di Pyongyang pada saat kematiannya.
Empat bulan setelah kematian Kim Jong Il, pabrik dibuka dengan meriah, tujuh tahun lebih cepat dari jadwal, menurut New York Daily News.
CHOSUN ILBO | TRIP B