TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Ade Irawan, meminta masyarakat tak terlena disebut antikorupsi. “Justru harus terus aktif berpartisipasi melawan korupsi di lingkungan sekitar,” ujarnya kepada Tempo, Kamis, 3 Januari 2013.
Pernyataan tersebut menanggapi hasil survei yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin. Survei terkait indeks perilaku antikorupsi itu menyebutkan, indeks perilaku antikorupsi 3,55 dari skala 5. "Artinya, masyarakat Indonesia antikorupsi," kata Kepala BPS, Suryamin.
Survei yang menjalankan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi ini digelar sepanjang Oktober 2012, dengan sampel 10 ribu rumah tangga di 170 kabupaten atau kota yang tersebar di 33 provinsi.
Dalam penghitungan indeks, nilai indeks 0-1,25 menunjukkan masyarakat sangat permisif terhadap korupsi. Sedangkan, jika indeks berada di angka 1,26-2,5 permisif; 2,51-3,75 antikorupsi; dan 3,76-5 sangat antikorupsi.
BPS menyatakan, semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula indeks perilaku antikorupsi. Hal ini terlihat dari indeks responden berpendidikan SLTP ke bawah tercatat sebesar 3,47; SLTA sebesar 3,78; dan di atas SLTA sebesar 3,93.
Lebih jauh, Ade mengungkapkan, budaya korupsi, terutama di Indonesia, terletak pada pemilik kekuasaan. Ia tidak heran jika masyarakat berdasarkan hasil survei BPS membenci korupsi. Sebab, masyarakatlah yang menjadi korban dari tindakan korupsi penguasa.
“Akhir-akhir ini, sikap masyarakat yang melawan korupsi semakin menarik. Misalnya dalam kasus cicak vs buaya. Bagaimana kemudian masyarakat melawan tindakan pelemahan terhadap sebuah institusi yang dianggap serius memberantas korupsi,” tuturnya.
Ia menyebutkan, langkah konkret yang bisa dilakukan masyarakat untuk meningkatkan perlawanan terhadap korupsi salah satunya dengan menolak dan melaporkan tindakan atau upaya korupsi. Misalnya menolak untuk memberikan atau menerima suap dalam pelayanan publik maupun dalam pengadaan barang dan jasa.
FIONA PUTRI HASYIM