TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku penembakan polisi di Desa Tambarana, Kecamatan Poso, Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah, diduga adalah anak buah Santoso alia Abu Wardah. Namun, Detasemen Khusus 88 Antiteror belum berhasil mengungkap eksekutor penembakan tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan Densus masih terus mengejar pelakunya. Pelaku itu diduga dari kelompok Santoso. "Pimpinan kelompoknya atas nama Santoso," kata Boy singkat.
Boy juga belum dapat memastikan hasil pemeriksaan terhadap lima terduga teroris yang ditangkap di Poso sesuai insiden penembakan. Kelima orang itu adalah Riyadi alias Mas Riad, Sugiyanto Latif alias Papa Latif, Agus alias Solihin, Muhrin, dan Sony Hermawan alias Pakde.
Mereka diduga berperan menyediakan tempat pelatihan dan memasok logistik kepada kelompok pelatihan teror di kawasan Tambarana. Saat ini kelimanya diamankan di Markas Besar Kepolisian RI.
Adapun insiden penembakan tersebut terjadi pada 20 Desember 2012 lalu di Desa Tambarana, menewaskan empat orang anggota Brigade Mobil Detasemen B Polda Sulawesi Tengah. Dua orang lagi menderita luka tembak.
Densus juga berhasil mengungkap adanya bunker milik Santoso Gunung Koroncopu, Desa Tambarana. Bunker ini serupa dengan temuan bunker di Gunung Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. Bunker itu berfungsi sebagai tempat pelatihan teror.
RUSMAN PARAQBUEQ