TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga, Adityawarman, mengatakan program untuk mengurai kemacetan di Jakarta harus diikuti dengan pembangunan moda transportasi massal, seperti bus Transjakarta atau monorel.
"Jangan hanya bergantung pada jalan tol," kata Aditya dalam Laporan dan Proyeksi 2013 Jasa Marga di Jakarta, Kamis, 3 Januari 2012.
Kepadatan kendaraan, kata Adityawarman, selama ini didominasi oleh kendaraan roda empat yang berasal dari selatan, seperti dari Cibubur-Bogor serta Bekasi, yaitu 60 persen. Dari jalur selatan, presentase mobil mencapai 27,2 persen, sedangkan dari Bekasi 30 persen.
Pembangunan moda transportasi massal dari kedua titik itu, kata dia, dapat mengurangi kemacetan. "Misalnya nanti dari Cibubur ada monorel ke Cawang, juga dari Bekasi Timur ke Cawang, lalu nanti dari Cawang koneksi dengan Transjakarta atau monorel," katanya.
Adityawarman mengatakan pihaknya telah merampungkan 60,5 persen pekerjaan fisik jalan tol lingkar luar Jakarta (W2) dari Kebon Jeruk hingga Ciledug. Tahun ini, JORR W2 akan beroperasi. Pengoperasian JORR W2, kata dia, dapat secara signifikan mengurangi volume kendaraan yang menuju ke dalam Kota Jakarta.
Di lain pihak, Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga Abdul Hadi mengatakan selama ini kepadatan tol disebabkan oleh banyaknya truk yang berasal dari Merak menuju Tanjung Priok atau dari Bumi Serpong Damai ke Tanjung Priok. "Pembangunan tol JORR W2 di utara akan mengurangi kepadatan yang disebabkan banyaknya truk tersebut," katanya.
Jalan tol JORR W2 akan tersambung dengan JORR W1 yang sudah beroperasi dan akan menjadi akses penting menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Nantinya pengendara dari Depok atau Bogor jika hendak mengarah ke Soekarno Hatta tidak usah melalui tol dalam kota.
ANANDA TERESIA