TEMPO.CO, Sleman-Kementerian Pertanian menyiapkan dana Rp 250 miliar sebagai kompensasi itik mati akibat flu burung (Avian Influensa-AI). "Karena itik yang terkena virus AI dieradikasi, dimusnahkan, biasanya ada rasa eman," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, di Cangkringan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu 5 Januari 2013.
Pemerintah belum menentukan besaran penggantian uang per ekor. Tetapi, dana tersebut bisa meringankan peternak yang itiknya mati akibat virus H5N1 jenis baru yaitu clade 2.3.2.
Ia menambahkan, saat ini pusat veteriner masyarakat di Surabaya sudah menemukan vaksin untuk menangkal virus flu burung jenis baru itu. Kementerian Pertanian juga akan menggandeng berbagai pihak untuk memproduksi massal vaksin itu.
"Prototype nya sudah ada. Karena dibutuhkan jutaan unit vaksin, kira-kira 2,5 juta maka kami menggandeng beberapa pihak," kata dia.
Ia menambahkan, sudah diproduksi massal vaksin itu, maka akan segera didistribusikan ke daerah-daerah yang terkena virus itu. Virus flu burung sebelumnya hanya bisa mematikan ayam. Sedangkan itik masih bisa bertahan. Tetapi virus jenis baru clade 2.3.2 bisa mematikan itik secara mendadak.
"Bangsa kita kalau ada tekanan, luar biasa prestasinya. Sehingga vaksin dengan cepat dipenuhi," kata dia.
Ia mengatakan terjadinya flu burung di Indonesia belum bisa dipastikan adanya bio terorisme. Sebab, ini membutuhkan kajian yang sangat mendalam. Sementara flu burung yang mematikan itik dengan virus baru itu baru ada di Indonesia. Pantau berita wabah flu burung di Indonesia.
MUH SYAIFULLAH