TEMPO.CO, Magetan -- Sejumlah orang mulai mengkaitkan kecelakaan Tucuxi yang dikemudikan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Sabtu, 5 Januari 2013, dengan petilasan yang ada di sekitar lereng Gunung Lawu. Meskipun mobil listrik itu sudah diruwat dalang Ki Manteb Sudarsono sebelum berangkat dari Solo, toh mobil celaka saat melintas di lereng Gunung Lawu.
Puncak Gunung Lawu dan kawasan lerengnya memang banyak menyimpan sejarah dan mitos di zaman Kerajaan Majapahit akhir hingga Mataram. Puncak Gunung Lawu di ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut (dpl) dipercaya sebagai lokasi pelarian dan moksa (lenyap atau lepas dari dunia) raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V di abad ke-15.
Brawijaya V yang waktu itu memeluk Hindu lari ke Lawu saat dikejar pasukan Kerajaan Islam Demak yang dipimpin anaknya sendiri, Raden Patah. Sejumlah candi dan bangunan kuno lain yang dibangun sepanjang masa pelarian Brawijaya V bisa dijumpai, termasuk di puncak Lawu.
Sabtu, 5 Januari 2013, rombongan Dahlan melewati wilayah lereng Gunung Lawu di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Di sepanjang lereng Lawu terdapat sejumlah petilasan tanda perjalanan bangsawan era Majapahit akhir hingga Mataram.
Adik kandung Dahlan Iskan, Ahmad Zainuddin--akrab dipanggil Udin--menyebut ada sebuah petilasan yang mitosnya jadi pantangan dilewati para pejabat. Petilasan itu adalah petilasan Empu Supo. Empu Supo merupakan empu pembuat pusaka keris di zaman kerajaan Majapahit akhir, Demak, hinggga Mataram. "Menurut cerita, dia pernah diusir dari Kerajaan Demak dan lari ke arah Lawu lalu bersumpah di petilasan tersebut," kata Udin saat dihubungi Tempo, Ahad, 6 Januari 2013.
Isi sumpahnya, barang siapa yang melewati petilasan itu, maka akan celaka atau runtuh jabatan dan kejayaannya. "Dia bersumpah karena kecewa diusir dari kerajaan," kata Udin. Namun, menurut dia, Dahlan kemarin tak melewati jalan desa letak petilasan Empu Supo. "Petilasan Empu Supo masih masuk desa lagi, tidak di jalan raya yang kemarin dilewati," Udin berujar.
Menurut artikel "Asal-Usul Magetan" yang ditulis Komunitas Anak Lawu Magetan dalam blog www.anaklawumagetan.wordpress.com, petilasan Empu Supo berada di Dusun Mandang, Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan, Magetan.
Namun, versi lain disebutkan dalam blog www.jawatimuran.wordpress.com yang ditulis tim Pustaka Jawatimuran. Dalam blog tersebut tertulis yang diusir dari Kerajaan Demak bukanlah Empu Supo, melainkan anaknya, Jaka Sura atau Empu Umyang, yang menjadi empu menggantikan ayahnya. Karena Raja Demak tak puas dengan keris yang dibuatnya, Empu Umyang diusir dan lari ke arah Gunung Lawu.
Menanggapi kaitan kecelakaan yang menimpa Dahlan dengan mitos tersebut, Udin enggan menanggapi. "Ini sudah musibah dan takdir Allah," katanya.
ISHOMUDDIN