Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Bima Jadi Lahan Terorisme?

image-gnews
ANTARA/Ahmad Subaidi
ANTARA/Ahmad Subaidi
Iklan

TEMPO.CO, Bima - Setidaknya ada tiga kecamatan di Bima yang dinilai menjadi lahan subur radikalisme. Tiga di antaranya adalah Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Kecamatan Bolo dan Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

Hal itu dikemukakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bima, Abdurahim Haris. Sebab, di daerah tersebut terlihat partisipasi, dukungan, dan penerimaan masyarakat terhadap radikalisme sosial dan keagamaan.

Selain itu, ada keterkaitan historis Bima yang pernah menjadi  basis gerakan Negara Islam Indonesia. Masyarakat muslim Bima memiliki dukungan yang tinggi terhadap penggunaan kekerasan untuk kepentingan agama. ”Ini paralel dengan mereka yang memandang jihad sebagai pengorbanan nyawa,” kata Abdurahim kepada Tempo, Senin, 7 Januari 2012.

Tindakan radikal yang mengatasnamakan agama, kata Abdurahim, masih rawan terjadi di Bima. Masyarakat muslim Bima juga cukup resisten terhadap orang di luar ajarannya, meski tidak ekstrem.

Masyarakat Bima juga banyak yang tergabung dalam beberapa organisasi agama. Hal itu menunjukkan adanya tingkat kerentanan yang cukup tinggi terhadap tindakan radikal. ”Terbukti dengan banyaknya peristiwa radikal dan terorisme yang terjadi maupun dilakukan oleh masyarakat Bima,” ujar Abdurahim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Kantor Departemen Agama Kota Bima, Syahrir, mengatakan berbagai macam usaha harus dilakukan untuk meminimilisirya, termasuk melalui proses deradikalisasi yang bekerja sama dengan berbagai pihak. ”Dukungan masyarakat serta pemerintah untuk proses deradikalisasi harus terus dilakukan,” ucapnya ketika ditemui Tempo.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, Nadjib M Ali, menilai tindakan yang dilakukan Densus 88 semena-mena. Tindakan kekerasan, seperti penembakan hingga tewas, tidak hanya melanggaran hak azasi manusia. Namun, efeknya justru bisa mengganggu proses deradikalisasi yang sedang dilakukan pemerintah daerah dan berbagai elemen masyarakat.

Tindak kekerasan yang dilakukan Densus 88 justru menumbuhsuburkan perlawanan dengan munculnya gerakkan radikalisme baru. "Densus 88 sebagai bagian dari kepolisian seharusnya berpegang pada KUHAP dan menjunjung azas praduga tak bersalah,” tuturnya kepada Tempo.

AKHYAR M NUR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.