TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak tengah menyiapkan aksi "Solidaritas Darurat Kekerasan Seksual kepada Anak" akhir pekan ini. Aksi tersebut merupakan bentuk keprihatinan atas meninggalnya RI, 11 tahun, yang diduga menjadi korban kekerasan seksual.
“Kami rencanakan Sabtu-Minggu besok. Kamis ini kami siapkan perlengkapan semuanya,” kata Ketua KPA, Arist Merdeka Sirait, saat dikonfirmasi Tempo, Senin, 7 Januari 2013.
Kematian RI, kata Arist, mesti menjadi perhatian serius pemerintah. Selama ini pemerintah dianggap lamban dalam menangani kasus serupa sehingga kejadian kekerasan seksual yang menimpa anak-anak terus berulang. “Ini harus dijadikan momentum untuk mengamendemen pasal pidana Undang-Undang Perlindungan Anak,” ujar dia.
Arist mengatakan, rencananya aksi tersebut bakal dipusatkan di Bundaran Hotel Indonesia kemudian menuju Monumen Nasional (Monas). Berbagai organisasi kemanusian, dari aktivis perempuan, aktivis anak-anak, hingga komunitas kemanusiaan lainnya, banyak yang telah menyatakan akan ikut dalam aksi tersebut. “Kami berharap persertanya bisa mencapai ribuan orang, sebagai bentuk keprihatinan,” ujarnya.
RI mengembuskan napas terakhir pada Ahad pagi, 6 Januari 2013, di RS Persahabatan. Ia meninggal akibat trauma berat karena infeksi di bagian alat vitalnya. Saat masuk rumah sakit, RI dalam kondisi setengah sadar, panas tinggi, dan kejang-kejang. Dokter baru mengetahui adanya luka di bagian kelaminnya ketika memasukkan obat anti-kejang ke dalam duburnya. Organ di bagian vital ini diduga terluka karena kekerasan seksual.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Lainnya:
Diagnosis Gadis Korban Pemerkosaan Dinilai Lamban
Luka RI Akibat Diperkosa, Masih Tanda Tanya
Menkes Jenguk Gadis Kecil Koma di RS Persahabatan
Gadis Diduga Diperkosa, Kini Koma