TEMPO.CO , Jakarta - Universitas Brawijaya Malang membutuhkan dosen bergelar profesor dan doktor. Sejak dua tahun lalu, jumlah profesor dan doktor di perguruan tinggi ini terus berkurang karena memasuki masa pensiun. Dari total dosen sebanyak 1.852 orang, mereka yang bergelar doktor sebanyak 341 orang, dan profesor 200 orang.
"Idealnya, dosen bergelar doktor itu 70 persen dari total dosen," kata Rektor Universitas Brawijaya Malang, Yogi Sugito dalam rapat terbuka senat dalam rangka Dies natalis ke-50, Sabtu 5 Januari 2013. Untuk itu, dia mengimbau agar dosen yang tak mengemban jabatan negara segera menjalani pendidikan di perguruan tinggi dalam dan luar negeri, termasuk jalur beasiswa yang banyak diberikan bagi dosen berprestasi.
"Gunakan kesempatan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita tertinggal dengan perguruan tinggi lain," katanya. Apalagi, lanjut dia, saat ini Universitas Brawijaya Malang telah berkembang pesat. Jumlah mahasiswa mencapai 52.376 orang, yang tersebar di lima kampus. Antara lain kampus pusat di Ketawanggede Malang, kampus dua di Puncak Dieng Malang, kampus tiga di Griya Shanta Malang, kampus empat di Kediri dan kampus lima di Jakarta.
Adapun prestasi selama setahun terakhir, Universitas Brawijaya berhasil menyabet sejumlah penghargaan tingkat nasional dan internasional. Diantaranya, juara pertama Kompetisi Karya Ilmiah Internasional 'East Asian Medical Students' di Singapura, 2012.
Universitas Brawijaya juga telah terakreditasi A atau terbaik dari Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi, serta sertifikat manajemen ISO 9001:2008 di semua fakultas, lembaga, dan seluruh unit Universitas Brawijaya.
Laboratorium sentral ilmu hayati meraih sertifikat ISO-17025:2005 dan akreditasi internasional dari International Food Technology Amerika Serikat. Rapat senat terbuka ditutup dengan pengumuman pemenang lomba blog bagi dosen dan mahasiswa serta UB Annual Quality Award.
EKO WIDIANTO