TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Sudirman, mengatakan pemerintah daerah seharusnya membantu penyiapan infrastruktur pendukung mobil listrik, seperti stasiun pengisian listrik. "Seperti di Jepang, yang menyiapkan stasiun pengisian bukan produsennya tapi pemerintah daerah setempat," katanya pada Tempo, Senin, 7 Januari 2012.
Menurut dia, Indonesia bisa mencontoh Jepang dalam pembangunan infrastruktur mobil listrik. Indonesia, kata Sudirman, dapat membangun beberapa stasiun pengisian listrik untuk mobil di beberapa kota. Di kota-kota tersebut akan dikonsenterasikan pengembangan mobil listrik beserta infrastruktur pendukungnya. Seperti di Jepang, mobil listrik biasanya digunakan oleh ibu-ibu untuk ke pasar. "Mereka hanya tinggal mencolokkan mobil kemudian terisi, mungkin di Indonesia bisa dilakukan hal serupa," katanya.
Sudirman mengatakan tujuan penggunaan mobil listrik di Indonesia bisa seperti di Jepang, yaitu untuk penggunaan jarak pendek seperti digunakan ibu-ibu ke pasar atau justru untuk digunakan ke kantor. "Selama ada kesiapan infrastruktur, untuk jarak pendek maupun panjang bisa saja," katanya.
Gaikindo menilai, peran pemerintah daerah akan sangat diperlukan untuk membangun infrastruktur karena beban ini, di beberapa negara yang sudah mengembangkan mobil listrik, tidak bisa diberikan ke produsen.
Gaikindo mendukung pengembangan mobil listrik di Indonesia. Namun, dia mengingatkan bahwa harus ada kesiapan dari segi infrastruktur jika Indonesia benar-benar serius mengembangkan mobil listrik. "Kesiapan harus juga dipertimbangkan, nanti di mana orang harus charge mobilnya. Selama ini bisa dipenuhi, tidak masalah," katanya.
Selain itu, Gaikindo mengingatkan produsen mobil listrik untuk mempertimbangkan selera konsumen Indonesia. Sudirman menilai konsumen sudah semakin pintar dan cerdas dalam memilih mobil. "Mereka pasti akan melihat beberapa aspek seperti reliability, after sales service-nya bagaimana, cara pengisian listrik seperti apa. Mereka makin cerdik. Produsen tentunya harus memikirkan hal ini," katanya.
Gaikindo belum bisa memproyeksi pangsa pasar mobil listrik di Indonesia. Menurut dia, masih dibutuhkan sosialisasi dan survei untuk mengukur animo masyarakat Indonesia soal mobil listrik. Tapi, Sudirman menilai adanya potensi pasar mobil listrik di Indonesia. "Harus dicoba dulu, nanti masyarakat akan terbiasa dan kita lihat animonya," katanya.
ANANDA TERESIA