TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum mengeluhkan persiapan tender proyek tol yang terkendala lahan. "Selama lahan belum secure, kami tidak berani menender pembangunan jalan tol," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum, Ahmad Gani Ghazali di Kementerian Pekerjaan Umum, Senin, 7 Januari 2013.
Gani mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum baru akan melaksanakan tender setelah pembebasan lahan dianggap aman. Keputusan tersebut diambil demi mencegah proyek mangkrak akibat permasalahan pembebasan lahan yang belum selesai.
Baca Juga:
"Jangan sampai kami telah melelang proyek tol, namun tanahnya tidak beres dan menyebabkan pembangunan mangkrak," kata Gani. Oleh sebab itu, lanjutnya, Kementerian Pekerjaan Umum baru akan menender tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, tol Pandaan-Malang, dan tol Pasir Koja-Soreang saat lahan yang dibutuhkan untuk konstruksi dianggap aman.
Kementerian Pekerjaan Umum sebelumnya merilis rencana pembangunan jalan tol 2013. Rencana pembangunan tersebut terbagi menjadi tiga sub rencana. Rencana pertama, yaitu penyelesaian proyek berjalan yang terdiri dari tol Trans Jawa, tol Jabodetabek, tol non Trans Jawa, dan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa.
Sub rencana kedua, yaitu tender proyek baru terdiri dari pra kualifikasi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, serta persiapan tender tol Pandaan-Malang, Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Soreang-Pasir Koja, Manado-Bitung, dan Smarinda-Balikpapan. Sedangkan sub rencana terakhir adalah persiapan proyek baru, yaitu tol Trans Sumatera.
Baca Juga:
"Sementara ini, yang mulai proses lelang baru tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan Serpong-Balaraja," kata Gani. Kedua ruas tol tersebut mulai memasuki proses tender sejak akhir tahun lalu. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum telah memasuki proses evaluasi perusahaan-perusahaan yang menjadi peserta pra kualifikasi kedua ruas tol tersebut.
RAFIKA AULIA