TEMPO.CO, India - Badri Singh Pandey adalah ayah korban pemerkosaan di India yang tewas pada 29 Desember 2012. Dua pekan setelah kepergian putrinya, Pandey ingin dunia tahu nama sang anak. Menurut dia, publikasi itu akan memberikan keberanian bagi perempuan korban pemerkosaan lainnya.
"Nama anak saya, Jyoti," kata Pandey di Sunday People yang dikutip Mail Online, Senin, 7 Januari 2013. "Dan saya bangga padanya."
Tinggal di Desa Billia, Uttar Pradesh, utara India, Pandey bercerita bila ia belum pernah melihat muka keenam tersangka pemerkosa Jyoti. Ia pun tidak pernah ingin mengetahui wajah mereka. "Mereka adalah binatang! Saya hanya ingin mereka dihukum gantung," kata Pandey.
Selama dalam perawatan, Pandey mengatakan Jyoti selalu berusaha bertahan hidup. Ia bahkan sempat berbincang dengan keluarga dengan menggunakan tulisan. "Ia memakai pipa makan di mulut hingga sulit berbicara," kata Pandey. "Tapi dalam tulisannya, Jyoti bilang ingin bertahan dan hidup bersama kami."
Perempuan korban pemerkosaan ini merupakan mahasiswi fisioterapi. Gadis berusia 23 tahun ini diperkosa enam pria dalam sebuah bus, 16 Desember 2012 lalu. Kala itu, ia bersama teman lelakinya, yang mengalami penganiayaan.
Ketika memperkosa, pelaku sempat menggunakan benda berupa logam. Akibatnya, korban menderita luka hingga mengenai usus. Karena terus mengalami kritis di rumah sakit di India, perempuan itu diterbangkan ke Singapura, 26 Desember 2012. Namun, dia tak bertahan dan meninggal pada Sabtu, 29 Desember 2012. Peristiwa ini memicu gelombang unjuk rasa memprotes pemerkosaan itu.
MAIL ONLINE | CORNILA DESYANA