TEMPO.CO, Palangkaraya - Roda bagian belakang pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta-Palangkaraya pecah sesaat setelah mendarat sekitar pukul 12.15 WIB di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa, 8 Januari 2013.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, pesawat ini harus parkir lebih lama di bandara tersebut untuk menunggu perbaikan dan onderdil yang harus dikirim dari Jakarta.
Kepala Bandara Tjilik Riwut, Norman Dani, saat dihubungi hari ini membenarkan terjadinya pecah ban pada pesawat Sriwijaya Air tersebut. Menurutnya, kejadian itu berlangsung saat pesawat baru saja tiba dari Jakarta. "Pecahnya ban ini karena pada saat landing di bandara terjadi kemacetan pada sistem pengereman, sehingga salah satu roda bagian belakang seperti terkunci,"ujarnya.
Akibat terkuncinya roda tersebut, ban berjalan tidak normal dan menggesek aspal sehingga menjadi tipis dan akhirnya pecah. Apalagi, menurut dia, beban pesawat dan penumpang membuat roda yang terkunci itu menjadi cepat aus, ia menjelaskan. "Untungnya saat pecah ban itu kondisi pesawat sudah landing dan dalam posisi mau parkir di bandara, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak mengganggu penerbangan yang lain," ujarnya.
KARANA WW