TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Pertanian mengaku terus memperketat lalu lintas distribusi unggas ternak dari sentra produksi ke sentra konsumsi. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, mengatakan langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran virus avian influenza atau flu burung (H5N1) jenis baru yang lebih ganas.
"Di setiap perbatasan antar provinsi selalu ada check point yang dilakukan dinas-dinas provinsi. Lalu lintas itik hidup dari daerah tertular dipersyaratkan dengan hasil uji laboratorium dan hasilnya harus negatif," kata Syukur kepada Tempo, Senin, 7 Januari 2013.
Pemerintah juga mengharuskan peternak unggas dan dinas provinsi melakukan biosecurity. Ia menjelaskan, untuk penanganannya penyebaran virus flu burung pada itik, setiap itik yang sakit atau mati mendadak segera dilakukan uji cepat menggunakan Rapid Antigen Test (RAT). Lalu, mengirimkan spesimen ke Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner terdekat untuk konfirmasi diagnosa laboratoris.
Bila diagnosa positif segera melakukan tindakan depopulasi terbatas disertai tindakan biosecurity. Praktek biosecurity di peternakan, lanjut dia, meliputi isolasi lalu lintas terhadap pekerjaan dan kendaraan yang melewati kandang itik, dilakukan pembersihan dan desinfektan terhadap peralatan kandang.
Syukur menyebutkan, menurut data yang didapat Kementerian, jumlah itik yang mati totalnya mencapai 190 ribu ekor. Angka ini termasuk itik sehat yang dimusnahkan karena masuk dalam depopulasi terbatas.
Jumlah kematian itik ini, menurut Syukur, belum dapat dikategorikan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Alasannya, angka kematian itik hanya 0,38 persen dari total populasi itik yang ada di Indonesia. Berdasarkan data statisktik peternakan 2012, populasi itik sebanyak 46,96 juta ekor.
Persebaran virus flu burung pada itik telah terjadi di sembilan wilayah provinsi di Indonesia. Wilayahnya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Banten, Lampung, Riau, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Kasus kematian itik lokal banyak terjadi di peternakan rakyat dan bukan peternakan komersil.
ROSALINA