TEMPO.CO, Garut - Dari puluhan warung makan di sepanjang Pantai Sayang Heulang dan Santolo, Garut, Jawa Barat, hampir semuanya mencantumkan jenis menu andalan mereka di papan nama warung, di kaca jendela, atau di dinding warungnya. Uniknya, hampir semua tempat makan itu mencantumkan menu mata lembu, makanan khas pesisir selatan Jawa Barat.
Mata lembu alias mata sapi, apa enaknya dimakan? Karena penasaran, Tempo pun masuk ke salah satu warung. “Maaf, mata lembu sudah habis," ujar seorang pemilik warung di Pulau Santolo. Jawaban serupa muncul dari mulut pemilik warung-warung lain yang aku datangi.
Wah, mata lembu laris manis, pasti menarik untuk dicicipi. Rasa penasaran semakin menggebu. Aku pun menyusuri deretan warung lain di Sayang Heulang. Lagi, aku dapatkan jawaban serupa, menu mata lembu tandas.
Aku tak putus asa, Warung ke-11 yang aku datangi, ternyata masih menyimpan stok menu mata lembu. Warung itu berada di seberang menara pengawas Pantai Sayang Heulang. Aku pun memesannya. Saat menunggu pesanan datang, aku ngobrol dengan ibu pemilik warung.
Si ibu bercerita, cara memasak mata lembu, simpel cukup direbus dengan sedikit garam saja, "Rasanya enak dan gurih. Nanti ada cocolan saus atau sambal kecap," ujarnya.
Saat aku bertanya “Memang enak mata sapi direbus”? Dahi si ibu berkernyit. “Ini mah bukan mata sapi, tapi mata lembu. Khasiatnya untuk kesehatan dan membangkitkan gairah laki-laki. Makannya harus satu kantong (sekantung plastik isi satu kilogram),” ujarnya dengan logat Sunda.
Lantas, si ibu mengambil sesuatu dari lemari pendingin. “Ini yang namanya mata lembu, tuh mirip mata lembu, kan,” ujarnya sambil menunjukan sekantung mata lembu yang ternyata adalah jenis moluska atau siput laut seukuran siput bekicot bercangkang keras. Saat cangkang dibalik baru ada pelindung daging lunak siput berbentuk bulat dengan ornamen mirip biji mata seukuran mata sapi. Pantas disebut mata lembu.
Siput mata lembu (Turbo argyrostoma) adalah sejenis siput yang menempel di terumbu karang yang banyak terdapat di pantai selatan Jawa dan umum dikonsumsi oleh penduduk pantai. Konon penduduk sekitar mengenal khasiatnya sangat baik bagi gairah pria. Pantas, menu ini selalu ludes disantap para wisatawan.
“Efeknya memang langsung terasa, tapi harus hati-hati dengan racun yang ada di bagian dalam siput. Harus dibuang karena jika tidak efeknya bisa membuat kepala pusing,” ujar Prasethyo, wisatawan asal Bandung yang pernah mencicipi mata lembu.
Tak sampai 15 menit, sepiring mata lembu terhidang di meja. Cara membukanya dengan menghentakan cangkang siput sampai keluar seluruh isinya dari cangkang. Buang penutup mata lembunya yang sangat keras, lalu buang racunnya.
Aku hanya berani mencoba satu ekor saja, itu pun hanya mengambil bagian dagingnya saja yang berwarna putih kekuningan. Rasanya memang syur, juara gurih, dan dagingnya bertekstur kenyal.
Namun, jika Anda tidak suka mata lembu, ada menu pilihan lain, seperti ikan laut bakar. Ikannya dijamin segar karena hasil tangkapan baru. Menikmati mata lembu di dalam saung yang berada di bawah rindangnya pepohonan di Sayang Heulang dan menghadap ke laut, rasanya terasa lebih nikmat.
PRIMA MULIA | ENI S