TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI mulai mencocokkan Deoxyribonuleic Acid (DNA) milik para terduga teroris dengan keluarganya untuk memastikan identitas mereka. Selain itu, polisi juga ingin mengetahui identitas dua terduga teroris lainnya yang belum terungkap.
"Semua jenazah masih di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Masih diupayakan menghubungi anggota keluarganya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, Rabu, 9 Januari 2012.
Pekan lalu, Detasemen Khusus 88 Antiteror menembak mati tujuh terduga teroris di tiga tempat. Di Makassar, Sulawesi Selatan, dua orang yang ditembak bernama Syamsuddin alias Abu Uswah alias Asmar dan Akhmad Khalil alias Hasan alias Kholid. Ada lagi empat orang yang tertangkap, yaitu Thamrin, Arbain, Syarifudin, dan Fadhli.
Kemudian, dua orang yang tertembak di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, bernama Roi alias M. Rizal Efendi dan Bachtiar. Menyusul tiga orang yang tewas tertembak di kawasan Kebon Kacang, Kelurahan Kandai, Kabupaten Dompu. Seorang di antaranya bernama Andi Brekele alias Andi Kayamanya.
Dua orang lainnya adalah laki-laki dan belum diketahui identitasnya. Kedua orang tersebut diduga bernama Rozi Moliga dan Riswanto Ratolene. Boy mengatakan untuk memastikan identitas kedua orang tersebut, Kepolisian mencari data pembandingnya. "Sedang diupayakan, kedua jenazah tersebut sedang ditunggu data pembandingnya," kata Boy.
RUSMAN PARAQBUEQ