TEMPO.CO, Enrekang - Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap satu orang yang diduga mengetahui ihwal temuan puluhan bom di Enrekang. Nama orang itu adalah Teguh. Polisi mencokok Teguh sekitar pukul 10.00 Wita di rumahnya di Lingkungan Kalimbua, Kelurahan Kalosi, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Teguh adalah tetangga Syarifuddin alias Muhtar Hadi--terduga teroris yang ditangkap Jumat lalu. Bersama Muhtar, juga ditangkap dua rekannya yang masih terhitung kerabatnya, yakni Sukardi dan Fadli.
Penangkapan Teguh ini merupakan hasil pengembangan Detasemen Khusus 88 Antiteror yang sebelumnya menyergap Syarifuddin, Sukardi, dan Fadli di sekitar Masjid At-Taqwa di Lingkungan Kalimbua, Jumat lalu.
Saharuddin warga Kalimbua mengatakan Syarifuddin berprofesi sebagai penjual tahu, ikan, dan sayur. Sedangkan Teguh adalah pendatang dari Jawa, sehari-hari berprofesi sebagai penjual tahu keliling. Keduanya bersebelahan rumah.
Setelah menangkap Teguh, Tim Antiteror melakukan penggeledahan dan penyisiran barang bukti di sekitar lokasi. Hasilnya 20 bom siap ledak diamankan, termasuk bom rompi untuk bunuh diri, tombak, senjata rakitan, badik, kelengkapan pembuatan bom (potongan paku dan bubuk mesiu), buku agama, dan Al-Quran.
Seluruh barang bukti ini temukan di kebun Syarifuddin di Dusun Bolang Selatan, Desa Bolang, Kecamatan Alla. Selain di kebun Syarifuddin di Dusun Bolang, barang bukti ditemukan di rumahnya dan di belakang pabrik di Lingkungan Kalimbua.
Penyisiran dilakukan sejak pagi hingga lewat tengah hari oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror, dibantu anggota Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Parepare, serta anggota Kepolisian Resor Enrekang. Kapolri Jenderal Timur Pradopo hari ini menegaskan, polisi memang akan fokus mengejar teroris di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
SUARDI GATTANG | IRMAWATI