TEMPO.CO, Surabaya- Tidak seperti daerah lain yang menetapkan biaya tinggi untuk masuk Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), di Surabaya sekolah jenis ini justru gratis alias menarik biaya nol rupiah. Biaya operasional dan biaya investasi RSBI ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Surabaya.
"Siswa hanya menanggung biaya personal saja, seperti baju, buku, uang saku, dan alat tulis lainnya. Untuk biaya masuk RSBI, gratis total," kata Rudi Winarko, Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Surabaya, Rabu, 9 Januari 2013.
Peluang siswa dari keluarga miskin untuk masuk RSBI juga tetap diakomodasi. Pemerintah kota bahkan ikut menanggung biaya personal siswa dari keluarga miskin. Pembebasan biaya masuk RSBI di Surabaya ini memang sudah diatur dalam APBD 2012 Kota Surabaya tahun lalu.
"Anggarannya langsung dalam APBD. Untuk sistem pencairan dan pertanggungjawabannya menggunakan peraturan wali kota (perwali)," kata Rudi Winarko. Kebijakan serupa diterapkan di Malang dan Jember.
Di Surabaya, terdapat tiga sekolah menengah pertama berstatus RSBI, yakni SMPN 1, SMPN 6, dan SMPN 26. Sedangkan pagu RSBI total sebanyak 950, terinci SMPN 1 dan SMPN 6 masing-masing ada 342 kursi dan SMPN 26 sebanyak 266 kursi.
Untuk sekolah menengah atas berlabel RSBI, ada delapan sekolah dengan total 1.976 kursi. Terinci masing-masing SMAN 1 sebanyak 190 kursi, SMAN 2 342 kursi, SMAN 5 tersedia 342 kursi, SMAN 13 sebanyak 152 kursi, SMAN 15 memiliki pagu 418 kursi, SMAN 19 sebanyak 152 kursi, SMAN 20 disiapkan 152 kursi dan SMAN 21 memiliki 228 kursi.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menyatakan ingin tetap mempertahankan RSBI di kotanya meski Mahkamah Konstitusi mengharamkannya. Alasannya karena di Surabaya tak pernah ada diskriminasi penerimaan siswa oleh sekolah-sekolah RSBI di Surabaya. "Bukan masalah dari keluarga mampu atau tidak mampu, tapi yang dihitung adalah prestasi akademik,” kata Risma.
Risma mengusulkan semua siswa harus menjalani tes untuk bisa masuk RSBI. Selain itu, harus ada sistem agar siswa dari keluarga tidak mampu tetap diterima di RSBI. "Di RSBI juga ada kuota 5 persen untuk keluarga tidak mampu," tuturnya.
Salah satu orang tua murid, Arif, mengeluhkan RSBI yang seharusnya gratis malah menjadi ajang pungutan bagi para orang tua murid. "Banyak pungutan tidak wajar yang harus dibayarkan orang tua," ujarnya.
SONY WIGNYA WIBAWA