TEMPO.CO, Pyongyang - Teka-teki kunjungan bos Google, Eric Schmidt, dan Gubernur New Mexico, Bill Richardson, ke Korea Utara akhirnya diungkap. Richardson mengatakan delegasinya akan menekan Korea Utara untuk menjalankan moratorium peluncuran rudal dan uji coba nuklir. Korea Utara juga diminta membuka akses untuk ponsel dan internet bagi warganya.
Rombongan ini mengunjungi Korea Utara hanya beberapa pekan usai peluncuran roket jarak jauh untuk mengirim satelit ke luar angkasa oleh negara itu. Washington mengecam peluncuran roket ini. Kunjungan rombongan ini pun juga dikritik oleh Amerika Serikat.
Kepada The Associated Press, Rabu, 9 Janurai 2013, Richardson meminta perlakuan adil dan manusiawi bagi warga negara Amerika yang ditahan di Korea Utara. Korea Utara juga diminta supaya bisa mengakses ponsel dan Internet. "Warga Korea Utara akan lebih baik dengan ponsel dan Internet,” ujarnya.
Rombongan menyampaikan pesan ini kepada tiga pihak: pejabat kebijakan luar negeri, ilmuwan, dan pejabat pemerintah Korea Utara.
Chairman Google, Eric Schmidt dan think tank-nya, Jared Cohen, yang menemani Richardson menjadi pebisnis pertama yang bisa masuk Korea Utara sejak tampuk kepimimpinan negeri Komunis itu dipegang Kim Jong Un. Namun Schmidt dan Cohen tak mengungkapkan tujuan kunjungannya ke Korea Utara. Dia dan Cohen berkolaborasi menulis buku tentang peran Internet dalam membentuk masyarakat yang disebut The New Digital Age. Buku itu dirilis April nanti.
Schmidt, yang mengawasi ekspansi Google menjadi raksasa Internet global, sering berbicara tentang pentingnya menyediakan akses Internet dan teknologi bagi semua orang. Google sekarang memiliki kantor di lebih dari 40 negara, termasuk tiga tetangga Korea Utara: Rusia, Korea Selatan, dan Cina.
Dalam pidato tahun barunya, pemimpin Kim Jong Un mengungkapkan perlunya ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun ekonomi Korea Utara. Ini adalah pertama kalinya dalam 19 tahun warga Korea Utara mendengar pemimpin mereka memberikan pidato hari tahun baru. Selama pemerintahan almarhum pemimpin Kim Jong Il, kebijakan negara disalurkan melalui tiga surat kabar utama.
NUR ROCHMI | AP