TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengatakan banyak cara untuk menyuap pejabat, salah satunya dengan seks. Kata Ruhut, menyogok pejabat, terutama pria, dengan seks sudah ada sejak zaman Romawi. “Wanita sering dijadikan pintu penyogokan,” ujarnya di kompleks parlemen Senayan, Kamis, 10 Januari 2013.
Ruhut mengatakan, contoh gratifikasi seks telah berkali-kali diangkat di film Hollywood sampai film Tanah Air. Di film Habibie dan Ainun, kata dia, upaya penyuapan dengan wanita juga ada dalam salah satu adegan. “Di situ Pak Habibie disogok dengan jam, uang, lalu perempuan seksi, tapi ditolak." Cerita gratifikasi seks, kata Ruhut, juga ada di film Hollywood bertitel Basic Instinct.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan seks bisa menjadi bagian dari gratifikasi atau suap. Di Indonesia, aturan itu belum jelas betul. Sebab itu, perlu ada aturan yang tegas mengatur gratifikasi seks.
Ruhut mengatakan, upaya KPK perlu disokong. Walau begitu, dia mengatakan pembuktian gratifikasi seks sangat sulit. Perlu keberanian dari pihak pria maupun perempuan untuk membongkar perbuatannya sendiri. “Masak sih perempuan mau nyanyi, si lelaki mau nyanyi? Itu kan buka aib,” kata dia.
Meski tak ada pengakuan dari pelaku, menurut Ruhut, suap seks juga bisa dibongkar bila ada saksi mata. KPK perlu mencari saksi dan bukti.
Saat ditanya apakah pernah ditawari gratifikasi seks, Ruhut menjawab santai, “Kalau aku, dari dulu dicari-cari wanita, jadi enggak perlu itu.”
SOETANA MONANG HASIBUAN